Aksi ini dilakukan untuk memprotes banyaknya truk tambang yang melintasi desa mereka. Apa lagi, truk melintas dengan muatan yang tidak sesuai dengan kelas jalan desa.
Selain bermuatan berat, truk yang melintas di jalan desa banyak yang ngebut dan ugal-ugalan. Ini dikhawatirkan akan mengancam dan membahayakan keselamatan warga hingga anak-anak yang hendak berangkat dan pulang sekolah.
Pengadangan jalan oleh emak-emak dan warga desa dimulai pukul 08:00 WIB dan baru dilakukan sekitar 1 jam lebih. Hal ini membuat truk tambang muatan pasir dan batu tidak bisa melintas.
Petugas yang datang langsung berusaha menghentikan aksi warga. Akhirnya, truk tambang dari tiga perusahaan tambang yang mendapat izin penambangan Gubernur Jatim bisa melintas.
Namun sayang, saat awak media hendak melakukan konfirmasi kepada salah satu pegawai tambang, dia justru marah-marah. Tak hanya itu, anggota Polsek Tongas dan kapolseknya juga pergi dan tak bersedia berkomentar saat dihampiri sejumlah awak media.
Salah satu emak-emak yang mengikuti aksi ini, Halimah (55) mengatakan protes ini dilakukan akibat banyaknya truk tambang yang membuat jalan desa rusak parah. Pihaknya juga menuntut perusahaan tambang melakukan perbaikan jalan.
Selain itu, pihaknya meminta truk tambang untuk pelan-pelan saat melintas di jalanan desa. Karena dikhawatirkan membahayakan keselamatan jiwa warga dan membuat debu berterbangan.
"Emak-emak dan warga yang mengadang truk tambang merupakan aksi protes terhadap penambang karena banyak truk tambang jalan desa banyak rusak, warga minta jalan diperbaiki dan truk tambang saat melintas wajib pelan-pelan karena debunya berterbangan," ujar Halimah kepada wartawan, Senin (17/1/2022)
Emak-emak lain, Saijah (45) mengatakan saat ini pihak tambang berjanji akan memberi kompensasi Rp 50.000 pada setiap warga, setiap bulan. Namun, hal ini sudah nunggak selama empat bulan.
"Warga minta ke pihak penambang yang akan memberikan konpensasi ke warga sebesar Rp 50.000 per bulan segera dibayarkan karena sudah nunggak empat bulan dan truk jangan ngebut saat melintas di jalan desanya kerena berbahaya bagi keselamatan warga dan anak-anak saat jalan dan pulang sekolah," tegas Saijah.
Jika tuntutan warga dari Desa Tanjung Rejo tidak dihiraukan oleh pihak penambang, maka emak-emak dan warga akan melakukan aksi demo yang lebih besar dan melakukan blokade di jalan desanya.
Berikut tuntutan emak-emak dan warga Desa Tanjung Rejo pada perusahaan tambang :
1. Menuntut jalan desa yang rusak parah diperbaiki oleh pihak tambang.
2. Kompensasi ke warga Rp 50.000 perbulan yang sudah nunggak 4 bulan segera dibayarkan.
3. Truk tambang yang melintas jangan ugal-ugalan karena berbahaya bagi keselamatan warga serta anak-anak yang hendak belajar sekolah.
4. Truk saat melintas wajib pelan-pelan karena debunya berterbangan dan genangan lumpur mengenai warga dan rumah warga.
(iwd/iwd)