Tuban Disorot di 2021 soal Miliarder Borong Mobil hingga Nama Anak Panjang Banget

Kaleidoskop 2021

Tuban Disorot di 2021 soal Miliarder Borong Mobil hingga Nama Anak Panjang Banget

Ainur Rofiq - detikNews
Kamis, 30 Des 2021 14:43 WIB
Masih ingat dengan Kampung Miliarder di Tuban yang viral karena banyak warganya memborong mobil? Begini kondisinya saat ini.
Kampung miliarder di Tuban (Foto file: Ainur Rofiq/detikcom)
Tuban - Dua peristiwa di Bumi Ronggolawe Tuban sempat viral di jagad maya tahun 2021. Warga satu desa di Tuban ramai-ramai memborong 176 mobil baru padahal kondisi sedang didera pandemi COVID-19.

Pandemi COVID-19 berdampak besar pada sektor ekonomi. Namun Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban malah jadi kampung miliarder. Soal kampung miliarder tersebut disampaikan salah seorang warga Desa Sumurgeneng, Siti Nurul Hidayatin. Ia bersyukur karena kehidupan masyarakat jauh kebih baik.

"Alhamdulillah dengan keadaan yang seperti ini (Pandemi COVID-19), kita juga mensyukuri apa yang dikasihkan oleh Allah. Karena dari desa lain juga tidak ada yang seperti ini. Alhamdulillah di Sumurgeneng ini menjadi kampung miliarder sekarang," kata Siti kepada detikcom, Kamis (18/2/2020).

Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, menjadi miliarder dadakan karena lahannya dibeli untuk kilang minyak. Di desa ini, ada 840 KK. Di mana 25 persen di antaranya, sekitar 225 KK, telah menjadi miliarder baru usai mendapat uang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak dari Pertamina. Ada warga yang menerima Rp 3 miliar, bahkan ada pula yang mendapat ganti rugi hingga Rp 18 miliar.

"Dapat 3 miliar. Buat beli lembu, beli mobil, beli sepeda motor. Dibelikan tanah ini masih dapat dua kali lipat, Pak," kata salah seorang warga Desa Sumurgeneng, Supriadi.

Sementara Kades Sumurgeneng, Gihanto, membenarkan soal warganya yang ramai-ramai memborong mobil hingga viral. Bahkan menurutnya, sudah ada 176 mobil baru yang dikirim ke desa tersebut. Sisanya masih inden. Warga juga merenovasi rumah, membeli tanah lagi atau membangun rumah lagi.

"Iya sebenarnya nggak ada yang beda suasana di desa ini. Memang benar banyak warga yang beli mobil dan renovasi rumah pascapencairan uang pembebasan tanah. Pada umumnya warga di desa itu hidup sebagai petani sambil memelihara sapi. Sementara para pemudanya banyak yang menjadi TKI," ujar salah seorang warga, Tain kepada detikcom, Rabu (17/2/2021).

Pembelian mobil secara bersama-sama itu dilakukan setelah warga mencairkan dana melalui konsinyasi dari Pengadilan Negeri Tuban. Namun yang melalui pencairan di awal tanpa proses pengadilan.

"Mobil baru Minggu kemarin ada 17 yang datang, kalau sampai sekarang sudah ada 176. Semua baru," kata sang kades di rumahnya.

Kampung Miliader di Tuban menjadi perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Lalu, seperti apa suasana Ramadhan di kampung tersebut.Kampung Miliader di Tuban menjadi perhatian/ Foto: Ainur Rofiq/detikcom

Dia juga menyebutkan, jenis mobil yang dibeli warga seperti Toyota Innova, Honda HR-V, Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero hingga Honda Jazz.

Detikcom juga berkeliling menyusuri perkampungan miliarder Tuban ini, dan tampak banyak rumah warga yang sedang direnovasi. Mobil-mobil yang rata-rata dibeli pada 2020-2021 juga terlihat menghiasi bagian depan rumah mereka.

Pada umumnya rumah warga sudah menggunakan tembok. Namun ada beberapa yang menggunakan kayu jati. Sementara pembebasan lahan oleh Pertamina dan Rosneft dilakukan di tiga desa. Yakni Desa Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu. Semuanya berada di Kecamatan Jenu, Tuban.

Rata-rata satu orang membeli satu mobil. Namun ada juga yang memborong dua sampai tiga mobil.

Dalam pembebasan lahan tersebut, tanah warga dibayar dengan harga Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu per meternya. Menurutnya, rata-rata warga mendapatkan uang ganti rugi pembebasan lahan Rp 8 miliar.

"Bermacam-macam untuk jenis mobilnya. Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta. Paling banyak warga sini Rp 26 miliar. Sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar. Kalau rata-rata Rp 8 miliar," imbuhnya.

Kades ini mengaku sempat khawatir atas rezeki dadakan yang diterima warganya. Menurutnya, uang hasil penjualan tanah tersebut digunakan warga untuk memborong mobil dan tanah, kemudian membangun rumah dan sisanya ditabung untuk buka usaha.

Untuk diketahui, kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak Pertamina mencapai 821 hektare. Rinciannya, lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan Perhutani 109 hektare.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara Rp 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026. Kilang ditargetkan mampu memproduksi 300 ribu barel per hari.

Rangga Madhipa Sutra Jiwa Cordosega Akre Askhala Mughal Ilkhanat Akbar Sahara Pi-Thariq Ziyad Syaifudin Quthuz Khoshala Sura Talenta (2). Ia merupakan seorang anak di Tuban yang namanya mencapai 19 kata.Rangga Madhipa Sutra Jiwa Cordosega Akre Askhala Mughal Ilkhanat Akbar Sahara Pi-Thariq Ziyad Syaifudin Quthuz Khoshala Sura Talenta (2). Ia merupakan seorang anak di Tuban yang namanya mencapai 19 kata. Foto: Istimewa

Sementara kisah seorang balita berusia dua tahun di Tuban yang memiliki nama sepanjang 19 kata juga ramai di tahun 2021. Balita tersebut sempat kesulitan mendapatkan dokumen kependudukan dari negara.

Akhir kisah, nama anak di Tuban yang sepanjang 19 kata akhirnya diganti. Sebelumnya, nama bocah kelahiran 6 Januari 2019 ini yakni Rangga Madhipa Sutra Jiwa Cordosega Akre Askhala Mughal Ilkhanat Akbar Sahara Pi-Thariq Ziyad Syaifudin Quthuz Khoshala Sura Talenta.

Cordo, sapaan akrabnya merupakan anak dari pasangan Arif Akbar (29) dan Suci Nur Aisyiah (26). Keluarga ini tinggal di Desa Ngujuran, Kecamatan Bancar.

Kini, namanya diganti menjadi R - Akbar Zudan Cordosega Sura Talenta. Pergantian nama bocah tersebut terjadi setelah adanya komunikasi yang intens dari Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh dengan Arif dan tokoh adat Desa Ngujuran, Mujoko Sahid.

Tokoh adat Desa Ngujuran, Mujoko Sahid, yang juga merupakan paman dari Arif menceritakan alasan mengapa pihaknya mau mengganti nama Cordo. Menurutnya, pihaknya luluh dengan sikap humanis yang ditunjukkan Zudan. Yang santun, terbuka, informatif dan berorientasi pada solusi.

Padahal sebelumnya, pihak keluarga bersikeras tidak mau mengganti nama Cordo. Mujoko merasa nama yang begitu panjang tidak melanggar perundang-undangan.

"Itulah mengapa kami bersedia mengganti nama lengkap Cordosega karena terkena apa yang kami sebut istilahnya sebagai 'pasal sungkan'. Saya sungkan dengan Pak Prof Zudan yang memberikan nasihat dan saran yang bisa membuat kami legowo," ungkap Mujoko, Rabu (10/11/2021).

"Melalui kejadian ini, kami menjadi percaya bahwa cara-cara seperti yang dilakukan Prof Zudan ini, bahwa dengan ketulusan silaturahmi, itu kunci solusi untuk segala problem di NKRI," imbuhnya.

Anak di Tuban yang namanya 19 kata kini sudah mempunyai akta lahir. Dokumen kependudukan itu turun setelah nama 19 kata itu diganti.Anak di Tuban yang namanya 19 kata kini sudah punya akta lahir/ Foto: Istimewa (dok.Camat Bancar)

Dengan nama baru, balita tersebut kini sudah memiliki dokumen kependudukan. Kemarin, Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh langsung mendatangi rumah Arif untuk memberikan secara langsung dokumen kependudukan milik Cordo. Seperti Akta Kelahiran, KK dan Kartu Identitas Anak (KIA).

"Meski demikian, nama Cordosega yang sebelumnya (19 kata), silahkan tetap menjadi nama adat baginya sehingga ketentuan adat tetap berlaku," terang Zudan, Rabu (10/11/2021).

Ia menjelaskan, nama R - Akbar Zudan Cordosega Sura Talenta dapat diakomodir dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sehingga proses pengurusan berbagai dokumen kependudukan dapat dilakukan.

"Yang penting untuk kepentingan negara, nama lengkap terbaru dari ananda Cordosega kami resmikan di dokumen kependudukan, agar mendapatkan berbagai pelayanan publik dengan mudah ke depannya," imbuh Zudan.

Saat berkunjung ke Tuban, Dirjen Dukcapil juga didampingi Camat Bancar, Sutaji.

"Alhamdulillah tadi Pak Dirjen rawuh di rumah Pak Sahid tadi juga bertemu dengan Pak Arif Akbar dan anaknya, untuk memberikan dokumen kependudukan bagi anak Pak Arif Akbar," jelas Sutaji saat dikonfirmasi detikcom.

Nama panjang bayi yang saat itu lahir normal dengan bobot 3,5 kg itu disebut memiliki arti penuh makna. Arif, sang ayah mengaku nama putra keduanya itu memiliki hubungan dengan sejarah nama Kota Teladan Islam. Dengan harapan, kelak anak tersebut bisa menjadi tokoh yang mendunia.

"Maknanya anak itu kelak menjadi tokoh dunia yang mendunia. Menjadi diri yang tidak berpikir lokal, sempit atau primordial. Tetapi mempunyai wawasan global sekaligus memiliki karsa dan power untuk merealisasikan wawasan besarnya. Kuat namun berjiwa lembut yang welas asih," kata Arif beberapa waktu lalu.

Arif menuturkan, nama anak yang terdiri dari 19 kata atau 115 huruf itu merupakan hasil diskusi bersama pamannya Mujoko Zahid. Yang merupakan budayawan asal Bumi Ronggolawe Tuban. Menurutnya, nama tersebut mempunyai makna yang sangat luas.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.