Kuningan -
Warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan, kaya mendadak setelah menerima uang ganti untung pembangunan Bendungan Kuningan. Uang ratusan juta hingga miliaran rupiah pun diterima warga berkat kompensasi proyek strategis nasional itu.
Usai menerima uang ganti untung itu, ratusan warga di sana memborong kendaraan berupa sepeda motor dan mobil. Kejadian itu membuat Desa Kawungsari viral dan disebut sebagai 'Desa Miliarder', mirip dengan yang terjadi di Tuban, Jawa Timur.
Sejak menerima uang ganti untung mulai dari Rp 150 juta hingga 1,6 miliar, ratusan kendaraan baru telah dipesan dan diantar ke masing-masing rumah warga. Tercatat ada 300 sepeda motor dan 30 mobil yang dibeli warga secara tunai dari hasil uang ganti untung proyek bendungan..
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disini (Kawungsari) warga dapat uang ganti untung, mereka langsung pada beli motor dan mobil. Ada sekitar 300 motor baru dan 30 mobil yang dibeli warga," kata Kusto Kepala Desa Kawungsari, Senin (22/2).
Pembangunan Bendungan Kuningan yang mampu menampung 25,9 juta meter kubik air ini juga membuat 362 kepala keluarga di Kawungsari harus direlokasi. Warga harus merelakan rumah dan lahannya ditenggelamkan.
Nantinya warga Kawungsari akan dipindahkan ke tempat relokasi yang berada di Desa Sukarapih, Kecamatan Cibereum. Disana pemerintah sedang membangun 444 unit rumah.
Rumah-rumah itu akan ditempati warga yang terdampak proyek bendungan dengan status hak guna pakai selama lima tahun ke depan. "Warga di Kawungsari ya bedol desa karena semuanya terdampak pembangunan Bendungan Kuningan. Jadi nanti semua warga disini pindah ke Sukarapih, disana sedang dibangun 444 rumah, baru 25 rumah yang siap huni, sisanya masih tahap pembangunan," ujar Kusto.
Meski telah memiliki banyak uang, warga Kawungsari yang mayoritas berprofesi sebagai petani, tidak ingin meninggalkan pekerjaan lamanya itu. Banyak warga yang tetap ingin bertani di tempat barunya nanti.
Namun ketersediaan lahan menjadi kendala warga. Tidak sedikit warga yang masih kesulitan mencari lahan baru untuk bertani nanti.
Hal itulah yang diakui salah seorang warga bernama Nurmadin (50). Meski Ia kini memiliki banyak uang setelah menerima uang ganti untung hingga Rp 400 juta, namun Nurmadin masih belum menemukan lahan baru untuknya bertani nanti.
"Kalau pindah nanti juga saya tetap bertani ya soalnya bisanya bertani. Tapi sampai sekarang belum dapat lahannya, masih mencari," kata Nurmadin.
Warga Desa Kawungsari Kuningan yang terdampak pembangunan Bendungan Kuningan ini ramai-ramai membeli sepeda motor setelah mendapat uang ganti untung. (Foto: Bima Bagaskara/detikcom).
|
Hal yang sama juga dikatakan warga lainnya Desi Widesi. Desi yang mendapat uang ganti untung sebesar Rp 150 juta sebelumnya juga seorang petani. Ia biasa menanam palawija di lahan sewa milik orang lain.
"Saya sama orang tua bertani palawija juga, nanti di tempat baru pengennya tetap bertani. Tapi nggak tahu gimana nanti lahannya dimana, kan belum tahu," ucap Desi.
Fenomena 'Desa Miliarder' tersebut menarik perhatian banyak pihak. Tidak terkecuali Bupati Kuningan Acep Purnama. Acep menganggap apa yang dilakukan warga Kawungsari dengan membeli kendaraan dari uang ganti untung merupakan hal wajar.
"Kalau sekarang banyak yang membeli motor dan mobil, saya kira itu wajar saja. Yang kemarin tidak bisa beli motor, sekarang bisa, dengan uang ganti untung. Kendaraan itu kan untuk kebutuhan transportasi mereka," kata Acep kepada saat dikonfirmasi Rabu (24/2/2021).
Ia telah mengingatkan warga yang menerima uang ganti untung proyek bendungan untuk bijak dan tidak berlebihan dalam menggunakannya. "Saya sebagai kepala daerah dan juga orangtua bagi warga sudah mengingatkan untuk tidak berlebihan. Gunakan uang sebaik mungkin yang betul-betul untuk kebutuhan. Beli asset lagi, sisanya bisa ditabung," ujar Acep.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini