Warga berharap masih ada sisa salak yang bisa diselamatkan. Dan memang sebagian salak memang telah rusak akibat diterjang awan panas.
Ngatiran, salah satu warga, terlihat membersihkan dengan mencuci salak pondoh di aliran sungai di wilayah setempat bersama tiga orang perempuan. Mereka membersihkan salak-salak itu usai memanen sisa buah salak di perkebunan milkinya yang terguyur abu vulkanik.
"Iya membersihkan sisa panen yang rusak, karena debu (vulkanik)," kata Ngatiran kepada wartawan di Desa Sumber Wuluh, Selasa (7/12/2021).
Ngatiran mengaku perkebunan salak miliknya punya 100 pohon. Namun, akibat erupsi semeru, banyak pohon salak yang rusak dan roboh. Bahkan ada yang rusak akibat tertimpa pepohonan besar.
"Biasanya kalau sebelum ada erupsi, sekali panen bisa dua sak (karung besar). Kalau saat ini, ya segini (satu sak)," ungkap Ngatiran sembari menunjukkan hasil panen buah salak.
Selain memilik kebun salak, Ngatiran juga memiliki lahan persawahan. Namun, karena ada bencana, areal persawahan miliknya rusak. Beruntung, hewan ternak miliknya saat kejadian bisa diselamatkan.
"Ternak saya sapi satu ekor. Alhamdulillah selamat. Saat ini sudah saya bawa ke lokasi aman," tandas Ngatiran.
(iwd/iwd)