Itu seperti yang tertuang dalam rilis yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, terkait potensi pergerakan tanah di Jawa Timur.
"Ada 14 wilayah kecamatan yang ada di Bojonegoro itu memiliki potensi pergerakan tanah dengan risiko menengah hingga menengah tinggi, kalau melihat data yang dirilis," jelas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Zaenul Ma'arif, Kamis (2/9/2021).
Potensi pergerakan tanah risiko menengah tinggi yakni di Kecamatan Bubulan, Kasiman, Malo, Margomulyo, Ngambon, Sugihwaras, Tambakrejo, Temayang, dan Kecamatan Trucuk.
Sedangkan kecamatan yang berpotensi mengalami pergerakan tanah risiko menengah yakni Kecamatan Dander, Kalitidu, Kedungadem, Ngasem dan Kecamatan Ngraho.
BPBD Bojonegoro sebelumnya telah melakukan mitigasi daerah-daerah yang rawan mengalami pergerakan tanah. Pada data BPBD, pergerakan tanah atau longsor selama 2020 ada 39 kejadian.
"BPBD Bojonegoro berharap masyarakat di sekitar wilayah potensi bencana pergerakan tanah untuk bisa lebih waspada," ujar Ma'arif.
Adanya potensi pergerakan tanah di Bojonegoro karena dilewati sesar di zona Kendeng untuk wilayah selatan. Serta sesar zona Rembang di wilayah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban dan Blora. (sun/bdh)