Kisah Spiritual Anggota Satpol PP Bertemu Pria Diyakini Jelmaan Syekh Brubuh

Kisah Spiritual Anggota Satpol PP Bertemu Pria Diyakini Jelmaan Syekh Brubuh

Purwo Sumodiharjo - detikNews
Minggu, 13 Jun 2021 09:40 WIB
Makam Syekh Brubuh Pacitan
Makam Syekh Brubuh Pacitan (Foto: Purwo Sumodiharjo/detikcom)
Pacitan -

Keberadaan makam Syekh Brubuh masih menyimpan sejuta misteri. Pengalaman mistis pun sempat dirasakan warga. Seorang pegawai Satpol PP bernama Sundari (58) mengaku sempat ditemui seorang pria misterius. Dia yakin sosok saleh itu penjelmaan Syekh Brubuh.

"Peristiwa itu terjadi awal tahun 2021, tanggal dan hari persisnya saya ndak ingat," ucap Sundari mengawali perbincangan dengan detikcom, Minggu (13/6/2021).

Sebagai anggota Satpol PP, lanjut perempuan berjilbab itu, salah satu tugasnya menjaga wisma atlet. Sejak COVID-19 mewabah, gedung di Jalan WR Supratman itu memang difungsikan sebagai tempat karantina pasien positif. Kala itu ada puluhan pasien di dalamnya.

Seperti biasa aktivitas sehari-hari Sundari berjalan normal. Kala itu dia piket bersama dua personel lain. Masing-masing dari Satpol PP dan BPBD. Usai asar kedua rekan Sundari minta izin melaksanakan tugas lain. Tentu saja Sundari tinggal seorang diri di pos jaga.

Sadar belum melaksanakan salat asar, ibu dua anak itu pun bergegas mengambil wudhu. Dirinya lantas salat di lantai beralaskan tikar dan sajadah. Usai salat dia masih sempat membaca Surat Yasin sebelum melipat mukena dan sajadah lalu menaruhnya kembali di rak.

"Saat itu saya melihat keluar. Ada seorang pria datang dengan berjalan kaki," lanjut Sundari.

Sundari pun segera menghampiri pria yang mengenakan pakaian sorban serba hitam tersebut. Pertama-tama dirinya menanyakan apakah si tamu bermaksud menjenguk keluarga yang tengah karantina. Namun pria tersebut menjawab jika kedatangannya hanya menumpang duduk.

Kehadiran pria misterius tersebut makin membuat Sundari penasaran. Terlebih saat ditanya alamat, pria yang berbicara menggunakan Bahasa Jawa halus itu tak mau menjawab jelas. Dia hanya mengaku tinggal tak jauh dari wisma atlet.

Meski merasa merasakan keanehan, namun Sundari mengaku tak takut. Bahkan obrolan pun berlangsung sangat cair. Latar belakang keluarga pun menjadi materi perbincangan. Salah satunya tentang cucu Sundari yang masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri.

Simak juga 'Makam Keramat Luar Batang Tak Pernah Sepi Meski Lebaran':

[Gambas:Video 20detik]



"Putumu sekolahe neng cedhak omahku (Cucumu sekolahnya di dekat rumahku)," kata Sundari menirukan ucapan pria tersebut.

Tebakan kakek dengan wajah bersinar itu sontak membuat Sundari kaget tak karuan. Sedangkan sekolah tempat cucunya belajar jauh dari permukiman. Sebaliknya lembaga pendidikan itu berdekatan dengan komplek pemakaman umum Kucur serta makam Syekh Brubuh.

"Saya mulai menduga pasti beliau ini bukan orang biasa," tambah Sundari.

Tidak itu saja, si kakek yang belum pernah dikenalnya juga meninggalkan beberapa petuah. Salah satunya agar dirinya lebih memperhatikan sang cucu. Terutama berkaitan dengan pengajaran nilai dan tata krama. Sebab jika dibiarkan tidak baik untuk masa depannya.

Waktu menjelang senja. Suara qira'atil quran berkumandang dari masjid. Sang kakek pun segera mohon diri. Arah yang ditujunya sebelah barat. Yakni melewati jalan setapak dengan rimbun rerumputan di kanan kirinya. Sundari menawarkan bantuan mengantar dengan motor. Namun lagi-lagi sang kakek menolaknya.

Rasa penasaran membuat Sundari memberanikan diri mengikuti pria tua tersebut. Dia pun berjalan pelan-pelan dengan jarak sekitar 25 meter. Itu bertujuan agar keberadaannya tidak diketahui si kakek.

Meski cuaca mulai gelap namun Sundari masih bisa melihat jelas sosok sang kakek. Keduanya berjalan beriringan hingga hampir 300 meter atau tepatnya hingga seberang sungai dekat lokasi makam. Saat itulah kaki Sundari terantuk batu hingga membuatnya hampir jatuh.

Tak ingin kehilangan kesempatan memantau si pria misterius, Sundari segera bangkit. Pandangan matanya kembali di arahkan ke tempat pria tersebut terakhir berdiri. Namun kali ini Sundari tak melihat siapapun. Yang ada hanyalah pepohonan rindang di antara cahaya temaram.

"Seketika saya baca selawat lalu pelan-pelan kembali ke pos jaga. Saya sambil berpikir jangan-jangan yang saya temui tadi Syekh Brubuh," tutur Sundari.

"Sejak saat itu tiap habis salat 5 waktu saya selalu sempatkan baca Al Fatihah dan selawat. Saya tujukan kepada kedua orang tua, Nabi Muhammad, dan Syekh Brubuh," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.