"Harus semakin tinggi kewaspadaan kita, jika Jawa Timur berpotensi alami gempa sampai kekuatan M 8,7," tegas pria yang merupakan peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) ITS.
Amien juga berpesan, adanya kabar ini tidak membuat masyarakat panik dan cemas. Tetapi menambah kehati-hatian dengan mempersiapkan infrastruktur layak gempa dan edukasi lainnya.
"Tak terkecuali pemerintah harus mengupayakan sosialisasi terkait mitigasi, bukan lagi hanya pada wilayah kategori rawan bencana, tetapi seluruh daerah," ujar Amien.
Di kesempatan yang sama, Amien mengajak masyarakat berkaca pada tragedi gempa besar di Jepang. Menurut survei penelitian, dari total warga selamat, ada 35 persen masyarakat yang memiliki wawasan kebencanaan, 32 persen lainnya memiliki keluarga yang berwawasan sama, sedangkan 28 persen yang lain bertetangga dengan orang berpengetahuan soal bencana.
Jika edukasi terkait kebencanaan dan mitigasinya digencarkan, menurut Amien akan peluang besar untuk mengurangi jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi seperti gempa dan tsunami.
"Sembari melengkapi daerah dengan jalur evakuasi, kita harus mau mengedukasi diri agar siap siaga bermitigasi ketika bencana terjadi," pesannya.
(hil/fat)