Curhat Sopir Bus yang Menyayat Hati soal Larangan Beroperasi Saat Lebaran

Curhat Sopir Bus yang Menyayat Hati soal Larangan Beroperasi Saat Lebaran

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 27 Apr 2021 14:27 WIB
terminal purabaya bungurasih
Suasana sepi Terminal Purabaya Bungurasih (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Sidoarjo -

Larangan mudik Lebaran 2021. Bahkan mulai 6 Mei semua transportasi umum dilarang beroperasi dan masuk ke Jatim. Hal ini pun cukup menyayat hati para sopir bus yang tidak bisa 'panen' penumpang mudik.

Dalam tradisi Indonesia, saat lebaran selalu memakai pakaian baru dan memberi uang yang dimasukkan dalam amplop bertema Idul Fitri. Namun sudah dua tahun ini sopir bus di Terminal Purabaya Bungurasih tak merasakannya.

Seperti Andriagus Sutiono, sopir bus jurusan Surabaya-Jogja ini dengan berat hati dan terpaksa harus menganggur. Sebab saat pemerintah telah menerapkan kebijakan, maka yang di bawah harus tunduk mematuhi.

"Nganggur jadinya, terulang kembali seperti tahun lalu. Kita yang di terminal ini tinggal menunggu waktu kerja saja. Sudah dilema, melawan arus ya nggak mungkin bisa," kata Andri kepada detikcom di Terminal Purabaya Bungurasih, Selasa (27/4/2021).

Karena transportasi umum dilarang beroperasi dan tidak boleh masuk Jatim, dengan terpaksa dia harus kembali ke rumah. Dia dan rekan-rekannya berupaya banting setir dan mencari pekerjaan lainnya selama tidak membawa penumpang.

"Ya mau ndak mau harus pulang ke rumah sendiri-sendiri. Sedih, wong aturan mainnya gitu, rakyat kecil tidak bisa apa-apa. Mungkin bisa ngegrab, gojek, apa yang bisa dilakukan ya dilakukan biar ada pemasukan untuk anak dan isteri untuk lebaran," jelasnya.

Simak video 'Suara Miris Pengusaha dan Sopir Bus Atas Larangan Mudik Lebaran':

[Gambas:Video 20detik]



Namun, Andri masih memiliki harapan kepada Pemprov Jatim mengubah keputusan tersebut. Tetapi keputusan tersebut juga didukung oleh pemerintah daerah.

"Kalau kebijakan provinsi bisa memutuskan masalah itu, ya jalan. Tapi kalau wali kota atau bupati nggak, ya tidak bisa jalan. Wes (sudah) penumpang sepi, tambah sepi, ga oleh mlaku (Tidak boleh beroperasi," keluhnya sambil mengusap wajahnya dengan kain yang ada di pundak.

Senada dengan sopir bus jurusan Surabaya-Ponorogo, Sugito yang kembali merasakan kekecewaan kepada kebijakan pemerintah. Sebab selama satu tahun sepi, kini mulai ada penumpang justru kembali dilarang beroperasi saat lebaran tahun ini.

terminal purabaya bungurasihSuasana sepi Terminal Purabaya Bungurasih/ Foto: Esti Widiyana

"Baru saja ramai penumpang, mau dilarang lagi. Ya bingung, ya resah, masalahnya waktu ramai-ramainya penumpang malah tidak boleh beroperasi, penghasilan tertunda. Kecewa sih ya kecewa, tapi mau apa lagi, semua sudah tunduk peraturan," kata Gito, sapaan akrabnya.

Di tahun kedua saat pandemi ini Gito harus pulang, karena tidak bisa mengantar penumpang mudik 2021 ke kota tujuan. Dirinya harus putar otak mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan makan.

"Sementara di rumah, mencari kegiatan biar dapat uang. Sebenarnya kita rugi, waktu kita dapat penumpangan banyak, nggak boleh beroperasi. Otomatis kebutuhan di rumah banyak kita nggak bisa kerja, kendalanya itu. Tetap ngerayain lebaran di rumah, di Jombang, tapi ya gitu, nggak ada yang baru," tutupnya.

Soal adanya bantuan baik Gito dan Andri mengaku tidak pernah mendapatkan sama sekali. Baik itu dari pemerintah setempat atau instansi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.