Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Setelah Hari Raya Idul Fitri ia kembali melakukan simulasi untuk SD dan SMP se-Surabaya.
"Nanti yang jelas uji cobanya itu 25 persen dahulu. Tentunya ini bertahap ya. Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran. Kita selalu bersinergi dengan pemprov melihat arahannya seperti apa. Itu yang kita jalankan," kata Eri kepada wartawan, Minggu (18/4/2021).
Mekanisme pelaksaan sekolah tatap muka sendiri berlaku bagi siswa SD dan SMP negeri dan swasta. Eri juga memastikan, saat sekolah tatap muka diberlakukan, maka dipastikan sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan COVID-19.
"Ya seperti ada pencuci tangan, mengenakan masker itu tetap diwajibkan. Kemudian kami lakukan terus pemantuan dan evaluasi tiap sepekan seperti apa perkembangannya," jelasnya.
Selain itu, seluruh guru yang datang ke sekolah dipastikan sudah divaksin. Dari situ lah, ia meyakinkan kepada wali murid bahwa rencana sekolah tatap muka berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan ketat.
"Pengajarnya pun telah mendapatkan suntik vaksin. Alhamdulillah seluruh guru sudah dilakukan vaksin, sehingga ini yang menjadi keyakinan kita. Dan tetap menjaga prokes," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo menambahkan pihaknya rutin melakukan pengecekan protokol kesehatan di sekolah, untuk memastikan benar-benar dijalankan secara ketat.
"Hal itu menjadi penting dilakukan agar memastikan semua sudah sesuai dengan standar prokes. Sekolah itu kita wajibkan sudah harus melakukan simulasi dengan kapasitas 25 persen ya. Jadi sebelum mengarah pada pembukaan sekolah, maka harus simulasi," kata Supomo. (iwd/iwd)