Wacananya, para murid akan menggunakan tes GeNose C19. Sedangkan para guru sudah mulai dilakukan vaksinasi di tahap dua bersamaan dengan dosen dan petugas pelayanan publik.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan untuk penggunaan tes GeNose pihaknya menyesuaikan dari pusat. Namun penggunaannya masih dipertimbangkan.
"Pembelajaran tatap muka nanti kita melihat aturan dari pemerintah pusat seperti apa. Kalau pemerintah kota tidak memberatkan sebenarnya, ya pakai GeNose. Kalau setiap hari diGeNose ya tidak mungkin, masa muridnya setiap hari di GeNose, apa lagi antigen malah nggak mungkin," kata Eri kepada wartawan, Kamis (8/4/2021).
Eri menjelaskan jika ia ingin seperti UTBK-SBMPTN di perguruan tinggi negeri (PTN), yakni tanpa tes COVID-19. Namun diganti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Nanti itu yang kita lakukan, seperti penerimaan mahasiswa baru. Karena IDI dan beberapa perguruan tinggi sudah melakukan rapat dan sudah disepakati menggunakan protokol kesehatan, ada jarak, ada pengaturan suhu, menghindari kerumunan, cara masuk ke tempat ujian sampai dia harus pulang itu yang harus diperketat," jelasnya.
Sementara Kasi Dikdas Dispendik Surabaya, Aji mengatakan untuk pengkajian penggunaan GeNose masih dikonfirmasikan ke UGM. Penggunaannya yang tiga hari sekali juga sedang dikonsultasikan, karena selama ini diketahui GeNose berlaku tiga hari saja.
"Saat ini masih mencoba konfirm ke teman-teman UGM, kaitan traits dari GeNose tersebut dan potensi dimanfaatkan untuk screening pertemuan tatap muka. Ini salah satu trait yang sedang di konsulkan," kata Aji. (iwd/iwd)