Ismail juga mendapat gerobak baru, hasil kolaborasi dengan Kementerian Perdagangan. Selain itu, Ismail mendapat modal berupa kopi, susu kaleng, teh, dan lainnya. "Saya sangat berterima kasih atas pemberian ini. Sebelumnya saya sempat bingung mau kerja apa," katanya.
Ismail menceritakan sebelum membuka warung kopi di Banyuwangi, dia sempat membuka usaha yang yang sama di Bali. Namun, setahun yang lalu, pandemi COVID-19 membuat Bali sangat sepi. Ismail memutuskan untuk pulang ke Banyuwangi. Dia akhirnya membuka warung dengan sisa modal yang ada.
"Modal sudah habis karena pandemi, lalu kemarin warung hancur. Saya bersyukur dibantu sehingga bisa bekerja lagi," ujarnya.
Sementara Bupati Ipuk memotivasi Ismail agar terus giat bekerja. Dengan bantuan gerobak dan berbagai peralatan, Ipuk yakin Ismail bisa bangkit dan kembali bekerja dengan baik.
"Insya Allah setelah ini warung kopinya tambah laris. Saya tadi mau pesan kopi, tapi kan puasa," canda Ipuk disambut tawa Ismail.
Ipuk menambahkan, program Warung Naik Kelas ditargetkan bisa menjangkau 300 pemilik warung skala mikro dalam dua bulan ke depan. "Dan akan terus kami tingkatkan setelahnya, dalam setahun ke depan bisa mendekati 1.000 warung. Sehingga ini bisa menjadi instrumen pemulihan ekonomi," ujarnya.
(fat/fat)