"Pada tahapan itu cukup lazim dilakukan agar dapat membersihkan bagian lain yang tidak tersentuh oleh alat berat. Tahap dua itu ya pembersihan inti. Kemungkinan setelah lebaran," jelasnya.
Menurut Sejarawan Universitas Airlangga (Unair), Purnawan Basundoro, dahulu bangunan eks Penjara Kalisosok merupakan bangunan yang megah dan bagus. Sebab pada zaman itu, Bumiputra (Warga pribumi) tak memiliki tempat yang bagus dan layak.
"Seorang pendatang bernama Ida Pfeiffer mengatakan perhatian manusia di Surabaya kepada para penjahat terlalu berlebihan. Anggota militer Belanda yang ditahan selalu melaporkan tentang kamar yang nyaman, kebun yang bersih dan makanan yang baik, enak. Bahkan menurut orang-orang Bumiputra yang ditahan, makanan yang dihidangkan di penjara sangat jarang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari di luar penjara," jelasnya kepada detikcom, Jumat (19/3/2021).
Penjara ini, jelas dia, diperuntukkan bagi militer Belanda yang bersalah. Selain itu, penjara ini juga untuk Bumiputra yang membangkang pada pemerintahan Belanda kala itu.
![]() |
Purnawan mengatakan penjara yang dulunya bernama Binnenboei ini, menjadi tempat tahanan bagi beberapa tokoh nasional pada masa perjuangan. Para tokoh nasional perjuangan ditahan bersama dengan tokoh pers kala itu, yang sering mengkritik pemerintahan Belanda.
"Pak Cokroaminoto (Serikat Islam), WS Supratman sempat di situ, aktivis pers keturunan Tionghoa, Kwee Tiam Tjing disekap selama beberapa bulan di situ juga. Orang-orang pers banyak yang masuk penjara di situ karena mengkritik pemerintah kolonial," ujarnya.
Selain tokoh nasional yang disebut, Purnawan memperkirakan masih banyak tokoh nasional yang mendekam beberapa tahun di Penjara Kalisosok.
"Pejuang masa revolusi saya kira juga banyak yang ditangkapi dimasukkan di situ. Karena satu-satunya penjara di Surabaya ya di situ, di Penjara Kalisosok. Sekarang Surabaya malah nggak punya penjara," pungkasnya.
(fat/fat)