Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY. Bramuda menyampaikan, branding itu suatu hal yang penting, dan hal ini menjadi tantangan untuk tetap menjaga konsistensi supaya bisa berkembang dengan inovasi-inovasi.
" Jangan sampai seperti branding kampung yang lain yang pernah ada namun tidak bertahan lama. Kita akan support promosi kampung jahe ini sambil kita belajar untuk berinovasi," tambahnya.
Selain Kampung Jahe, dalam ajang itu juga dikenalkan kreativitas dan berinovasi para goweser yang menjual makanan dan minuman. Komunitas Sepeda Onthel Kertosari (KSOK), Banyuwangi yang membuat pergerakan ekonomi kreatif di tengah pandemi. Mereka membuat inovasi berjualan produk UMKM dari sepeda onthelnya masing- masing.
Sebelumnya komunitas sepeda ini hanya sebatas komunitas sepeda Onthel pada umumnya. Namun dengan dukungan dari Kelurahan Kertosari dan Kecamatan Banyuwangi munculah ide kreatif berjualan produk UMKM masyarakat sekitar dengan sepeda onthel yang terpasang tobos (keranjang sepeda dari bambu).
Penasihat KSOK, Agus menyampaikan, anggotanya saat ini sekitar 80 orang. Dan produk UMKM ini 90% milik warga Kertosari, dan sekitar 50% dari pemilik sepeda onthel ini memiliki produk UMKM.
sendiri.
"Maka dari sinilah kita dapat membayangkan perputaran ekonomi akan berlangsung jika tiap personil menawarkan produk UMKM nya. Jadi setiap kali event Festival mereka akan turun dan menjajakan langsung hasil UMKM mereka," pungkasnya.
(sun/bdh)