Banyuwangi - Peran serta masyarakat dalam mewujudkan potensi daerahnya ditangani serius oleh
Pemkab Banyuwangi. Mereka menggelar
Festival Kampung Jahe di kelurahan yang disulap menjadi kebun di tengah kota. Berbagai olahan makanan berbahan dasar jahe pun disuguhkan dalam festival itu.
Festival Kampung Jahe digelar di sepanjang jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Kota Banyuwangi, Minggu (4/4/2021). Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan dan dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda.
Berbagai kuliner olahan makanan dan minuman, disuguhkan kepada masyarakat. Bahannya pun, harus mengandung jahe sebagai bumbu dan aroma. Tanaman jahe pun diambil dari hasil panen warga, dari urban farming di pekarangan warga.
Program ini digagas oleh Dinas Pertanian dimana memanfaatkan lahan-lahan untuk menanam jahe yang mana saat ini menjadi trend untuk meningkatkan imunitas.
"Program urban farming ini merupakan inisiasi yang luar biasa yang mana harapan ke depan bisa menjadi destinasi kampung jahe. Kita bantu masyarakat dan mengenalkan cara- cara menanam jahe tidak hanya dalam pot/polibag," ujar Arief Setiawan, Kepala Dinas Pertanian kepada wartawan.
Kampung Jahe, kata Arief, bakal menjadi contoh bagi daerah perkotaan, yang mampu menyulap pekarangan yang terbengkalai, menjadi lahan yang bisa produktif. Selain itu, lahan sempit pun digunakan maksimal, agar bisa menjadi tambahan ekonomi bagi warga setempat.
"Pertanian tak hanya ada di sawah dan di Desa. Tapi juga di kota. Tak hanya tanaman bunga ya, tapi yang juga bisa dijual seperti jahe," pungkasnya.
"Sambil menanam, mereka juga belajar bagaimana mengolah jahe," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY. Bramuda menyampaikan, branding itu suatu hal yang penting, dan hal ini menjadi tantangan untuk tetap menjaga konsistensi supaya bisa berkembang dengan inovasi-inovasi.
" Jangan sampai seperti branding kampung yang lain yang pernah ada namun tidak bertahan lama. Kita akan support promosi kampung jahe ini sambil kita belajar untuk berinovasi," tambahnya.
Selain Kampung Jahe, dalam ajang itu juga dikenalkan kreativitas dan berinovasi para goweser yang menjual makanan dan minuman. Komunitas Sepeda Onthel Kertosari (KSOK), Banyuwangi yang membuat pergerakan ekonomi kreatif di tengah pandemi. Mereka membuat inovasi berjualan produk UMKM dari sepeda onthelnya masing- masing.
Sebelumnya komunitas sepeda ini hanya sebatas komunitas sepeda Onthel pada umumnya. Namun dengan dukungan dari Kelurahan Kertosari dan Kecamatan Banyuwangi munculah ide kreatif berjualan produk UMKM masyarakat sekitar dengan sepeda onthel yang terpasang tobos (keranjang sepeda dari bambu).
Penasihat KSOK, Agus menyampaikan, anggotanya saat ini sekitar 80 orang. Dan produk UMKM ini 90% milik warga Kertosari, dan sekitar 50% dari pemilik sepeda onthel ini memiliki produk UMKM.
sendiri.
"Maka dari sinilah kita dapat membayangkan perputaran ekonomi akan berlangsung jika tiap personil menawarkan produk UMKM nya. Jadi setiap kali event Festival mereka akan turun dan menjajakan langsung hasil UMKM mereka," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini