"Setelah koordinasi dengan Pak RW di Penarip, jenazah istri saya boleh dimakamkan dengan syarat membayar biaya administrasi ke Pak RW Rp 500 ribu," ungkapnya.
Dedy baru kembali ke tempat kosnya sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah dia memastikan liang lahat untuk istrinya selesai digali di tempat pemakaman umum Kranggan di makam panjang Losari, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Namun saat itu, Dedy belum bisa bernafas lega. Pria yang berprofesi sebagai penagih utang (debt collector) ini masih harus mencari mobil ambulans untuk mengangkut jenazah istrinya ke pemakaman. Karena makam panjang Losari cukup jauh dari tempat kos Dedy.
Ia kembali meninggalkan jenazah istrinya untuk meminta bantuan mobil ambulans ke RS Gatoel. Karena lama Dedy tak kembali ke tempat kosnya, warga melapor ke Polsek Prajurit Kulon.
"Saya pinjam ambulans katanya disuruh menunggu konfirmasi, ambulansnya masih terpakai," ujarnya menjelaskan alasannya tak kunjung kembali ke tempat kos.
Polisi pun mencari Dedy ke RS Gatoel lantaran ponselnya mati sehingga tidak bisa dihubungi. Sekitar pukul 10.00 WIB, petugas mengajaknya kembali ke tempat kos. Polisi mendatangkan ambulans PMI Kota Mojokerto untuk mengantar jenazah Indah ke pemakaman.
"Alhamdulillah ada bantuan ambulans dari PMI, saya senang, itu yang saya tunggu-tunggu," tandasnya.
Jenazah Indah akhirnya dibawa ke pemakaman sekitar pukul 11.30 WIB. Sehingga tidak sampai 24 jam jenazah wanita asli Majalengka, Jabar itu diinapkan di kamar kos.
(iwd/iwd)