"Saya sampaikan ke dinkes kita harus bisa melihat proyeksi satu-dua bulan ke depan. Titik kumpulnya sudah beda, ini yang harus kita siapkan. Dua bulan ke depan saya yakin sekolah tatap muka belum berjalan, karena aturan dari pusat belum turun. Untuk membaca dua bulan ke depan yaitu persiapan ibadah bulan suci ramadhan. Kita sudah bisa ibadah dengan aman dan tenang. Yang paling penting ada proteksi terhadap ulama-ulama kita karena sebenarnya itu adalah aset terbesar yang dimiliki Sidoarjo," terang Gus Muhdlor.
Sementara Kadinkes dr Syaf Satriawarman mengatakan vaksinasi yang digelar di Masjid Agung Sidoarjo ini pembukaan untuk seluruh ulama di wilayahnya. Terutama persiapan memasuki bulan Ramadhan. Targetnya dua bulan ke depan seluruh ulama atau imam yang ada di masjid sudah tervaksinasi, total targetnya ada 2 ribu orang.
"Jadi nanti puskesmas yang akan menghubungi setiap masjid menginformasikan untuk dilakukan vaksinasi di puskesmas wilayahnya, targetnya dua bulan selesai ada 2.000 orang divaksin," kata Syaf.
Puskesmas nanti diminta melaporkan ke dinas kesehatan, masjid mana saja yang sudah dan yang belum divaksinasi. Termasuk yang tidak mau divaksin.
"Makanya nanti laporan puskesmas di wilayahnya harus masuk ke kita, masjid mana yang belum, itu yang harus dikejar. Kalau alasannya tidak mau harus jelas, kenapa tidak mau. Kalau ndak mau mungkin dari dewan masjid nanti melarang jadi imam," terangnya.
Syaf menambahkan pelaksanaan sholat tarawih melihat kondisi daerahnya, apakah sudah divaksin atau belum. Selain itu melihat zona di kawasan tersebut. "Nanti juga melihat perkembangan keputusan pemerintah pusat." tandas Syaf.
(fat/fat)