Setahun Corona, Jejak Aksi Sujud Risma ke IDI Hebohkan Surabaya

Setahun Corona, Jejak Aksi Sujud Risma ke IDI Hebohkan Surabaya

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 02 Mar 2021 16:27 WIB
Wali Kota Risma nangis-nangis dan sujud saat audiensi bersama IDI Jatim dan IDI Surabaya. Dia mengaku goblok dan tak pantas menjadi wali kota.
Risma sujud di depan IDI (Foto file: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya -

Sudah satu tahun Corona. Banyak cerita perjuangan kepala daerah dan satgas dalam memberantasnya agar virus COVID-19 cepat berakhir. Virus Corona seakan tak bisa dihentikan. Mutasi dan penyebarannya makin cepat.

Di Surabaya, jumlah pasien positif COVID-19 sempat melonjak. Ketidakdisiplinan warga dan kerap kucing-kucingan dengan satgas membuat jumlah positif COVID-19 tinggi. Masyarakat masih banyak yang tak patuh protokol kesehatan. Hingga membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini harus bersujud dan menangis saat audensi di depan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Kepala daerah wanita pertama di Surabaya itu memohon dan menangis agar warganya yang bandel-bandel itu dirawat di RSU dr Soetomo Surabaya, Senin (29/6/2020). Bahkan, Risma dua kali sujud di depan Ketua Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere) RSU dr Soetomo, dr Sudarsono.

Saat itu Risma mendengarkan keluhan dari para dokter yang ada di rumah sakit rujukan Surabaya. Ketua Pinere pun menyampaikan, rumah sakitnya overload pasien COVID-19 karena masih banyak warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Menanggapi hal itu, Risma mengatakan pihaknya tidak bisa masuk ke rumah sakit milik Pemprov Jatim seperti RSU dr Soetomo. Pemkot Surabaya tidak bisa masuk untuk berkomunikasi.

"Kami gak terima. Karena kami gak bisa masuk ke sana (RSU dr Soetomo)," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Lihat juga Video: Surabaya Keberatan dengan PPKM, Satgas: Instruksi Ini Wajib

[Gambas:Video 20detik]



Wali Kota Risma berulang kali berkomunikasi dengan RSU dr Soetomo. Namun hasilnya tetap nihil. Bahkan menurutnya, bantuan dari Pemkot Surabaya sempat ditolak RSU dr Soetomo. Seperti bantuan APD.

"Tolonglah kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati, kita masih ngurus jam 03.00 pagi orang meninggal yang warga bukan Surabaya. Kami masih urus. Saya memang goblok, saya gak pantas jadi wali kota," lanjut Risma sambil menangis.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo mengatakan, Risma sujud ke IDI merupakan luapan amarah dan emosi. Saat itu Risma tampak lebih emosional.

"Menurut saya, Risma ini memang lelah. Bu Risma membutuhkan dukungan dari timnya. Kayak Pak Jokowi kan terlihat emosi sekali, sama kasusnya sebetulnya," kata Suko kepada detikcom, Kamis (2/7/2020).

Suko melihat, apa yang dilakukan Risma sujud ke IDI merupakan sebuah cerminan dari situasi yang dihadapinya sekarang. Risma tampak lelah akibat tekanan, terlebih dalam menangani kasus COVID-19 di Surabaya.

"Risma mungkin sedang mengalami kelelahan, karena tekanan sana-sini, makanya sampai segitunya. Caranya, Risma harus membagi beban, jangan menanggung beban sendiri, jangan merasa bersalah, jangan merasa menanggung sendiri," jelasnya.

"Risma itu adalah sosok yang pekerja keras, punya tanggung jawab tinggi. Dia bekerja luar biasa, keadaan lelah pun tetap kerja luar biasa. Makanya harus dibantu oleh tim yang bisa manajemen komunikasinya," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.