"Kalau melihat situasi sekarang, melanggar aturan pemerintah ya kita tidak mengizinkan," ujar staf perangkat Desa Teguhan, Maun, saat dikonfirmasi detikcom di kantornya, Kamis (4/2/2021).
Maun mengatakan jika rencana pembangunan Pasar Muamalah tidak sesuai aturan pemerintah, maka bisa dipastikan akan meresahkan masyarakat. "Kita sesuai aturan pemerintah saja. Waktu itu juga ada pro kontra dari warga karena akses jalan menuju lokasi itu kan melewati jalan masyarakat (jalan kampung RT)," kata Maun.
![]() |
Saat ditanya apa akan berkoordinasi dengan kepolisian terkait rencana pembangunan Pasar Muamalah, Maun mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada aparat. "Kalau itu wewenang kepolisian, kita intinya mengikuti pemerintah saja," tandas Maun.
Sementara itu, Kasun 02 Desa Teguhan Romadhon mengatakan pihaknya mengakui rencana pendirian Pasar Muamalah di desanya tersebut diikuti isu dengan digunakannya dinar dan dirham sebagai alat transaksi pembayaran.
"Isunya dulu mau dibangun pasar itu Muamalah menggunakan dinar atau dirham. Jadi pasarnya belum ada saat ini, belum setuju warganya," ujar Romadhon.
Lokasi persis pasar itu tidak berada di pinggir jalan raya. Namun di lingkungan persawahan dengan jalan utama menuju lokasi melewati perkampungan padat penduduk.
Lokasinya di Dukuh Bendan RT 20 dan masih berupa tanah bekas sawah. Tanah sawah itu, milik warga setempat bernama Slamet dan dibeli oleh seseorang dengan luas sekitar 1.400 meter persegi.
Pantauan detikcom, lokasi tanah yang akan di bangun Pasar Muamalah tersebut berada di tengah sawah. Untuk menuju lokasi harus melewati perkampungan padat penduduk dengan lebar jalan tiga meter.
Lokasi tanah yang akan dibangun Pasar Muamalah merupakan jalan buntu dan tidak ada jalan tembusan. Lokasi berjarak sekitar 500 meter dari kantor Desa Teguhan. Tampak cor di atas saluran air untuk jalan masuk yang bertulis tanggal pembuatan 20 September 2020.
Tanah tersebut ditanam rumput gajah dan kacang panjang serta tampak beberapa gorong-gorong tergeletak di lokasi.
Pemilik pertama lokasi diketahui bernama Slamet. Namun Slamet belum bisa ditemui. Slamet merupakan seorang ASN guru di Magetan. (iwd/iwd)