"Dengan memakai gaun dedaunan itu merupakan simbol menyatunya kehidupan manusia dengan segala makhluk Tuhan. Memang harus berbeda tetapi tetap satu, tujuannya sama-sama ingin hidup," jelas Ki Ompong.
Nanda (34) asal Pasuruan mengaku sangat terhibur dengan penampilan wayang kontemporer itu. Sebarnya dia bersama adiknya ini sedang akan ke Waru. Namun melihat ada wayang di pinggir jalan penasaran.
"Saya kaget juga melihat penampilannya, namun setelah mendet dia dalang, baru tertarik. Selain itu juga bagus buat edukasi kaum remaja yang tidak tahu wayang, sangat bagus kami berdua sangat apresiasi," kata Nanda.
Hal yang sama disampaikan oleh Aini (27) warga Kota Sidoarjo. Ia mengaku pagelaran wayang kontemporer ini sangat menarik buat pengenalan wayang kepada kaum milenial. Menurutnya, seharusnya ki salang menggelar aksi-aksinya itu tepat pada hari libur, seperti Hari Minggu.
"Mantap buat bapak dalang, aksinya membuat orang penasaran," pungkas Aini.
(sun/bdh)