Deklarator dari Front Persatuan Islam ini termasuk Munarman, sebelumnya dikenal sebagai Sekretaris Umum FPI sekaligus pengacara Habib Rizieq. Selain Munarman, nama-nama lain yang menjadi deklarator adalah Habib Abu Fihir Alattas, Tb Abdurrahman Anwar, Ahmad Sabri Lubis, Abdul Qadir Aka, Awit Mashuri, Haris Ubaidillah, Habib Idrus Al Habsyi, Idrus Hasan, Habib Ali Alattas SH, Habib Ali Alattas S.Kom, Tuankota Basalamah, Habib Syafiq Alaydrus, Baharuzaman, Amir Ortega, Syahroji, Waluyo, Joko dan M Luthfi.
Mereka semua menolak keputusan pemerintah yang dituangkan lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) soal pelarangan FPI. SKB itu dinilai mereka sebagai bertentangan dengan konstitusi.
Kemudian beberapa hari lalu, PW GP Ansor Jawa Timur menyatakan siap menerima anggota Front Pembela Islam (FPI) yang dilarang pemerintah. Lalu bagaimana tanggapan FPI Jatim?
"Ya, itu satu tawaran yang baik ya. FPI-Ansor itu satu tawaran yang baik. Itu satu ide yang baik. Kita berterima kasih atas penawarannya. Artinya apa? Artinya kita bersaudara," lanjut Haidar.
Menurut Haidar, antara FPI dan Ansor memang mempunyai akar tradisi keagamaan yang sama. Yakni ahlussunnah wal jamaah (Aswaja).
"FPI-Ansor ini kan Aswaja. Tarekatnya sama, suka hadrah, suka tahlilan, suka manaqiban, haul, qunut, ziarah kubur," tuturnya.
Meski begitu, pihaknya belum bisa menerima tawaran tersebut. Sebab, hingga kini masih menunggu instruksi dari pusat. Apalagi usai FPI resmi dilarang pemerintah, sejumlah pimpinan telah membentuk Front Persatuan Islam.
(sun/bdh)