Tawuran itu terjadi pada Jumat (27/11) dini hari di Jalan Tembaan, Bubutan. Korban yakni Maulana Ramadhan (16), warga Gembong, Kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto. Ia ditemukan dalam kondisi tewas sekitar pukul 04.35 WIB.
Lima yang jadi tersangka yakni AYH (20) warga Tambaksari, BLR (18) warga Kalijudan dan RDC (18) warga Kaliasin. Serta dua orang tersangka yang masih di bawah umur berinisial R dan I.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Oki Ahadian mengatakan, pihaknya melakukan pengejaran para pelaku selama tiga hari. Mereka tertangkap di tiga lokasi yang berbeda. Mereka tengah berupaya melarikan diri.
"Ada di Surabaya, satu di Gresik, kemudian Sidoarjo. Ada upaya-upaya melarikan diri. Tapi kita sudah ketahui. Kita memang bergerak cepat. Kita profiling untuk mengungkap kejadian ini," kata Oki kepada wartawan di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (2/12/2020).
Oki menambahkan berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan para tersangka, sebelum tawuran tidak ada pesta miras. "Mereka hanya melakukan upaya provokasi dan memberikan video. Bahwa video-video itu untuk memprovokasi kelompok sebelah," ungkap Oki.
"Iya itu (molotov) digunakan juga sebagai alatnya dia ketika akan melakukan tawuran," imbuh Oki.
Ada pengakuan yang mengejutkan dari tersangka berinisial RDC (18) warga Surabaya, yang mengaku dari Tim GukGukGuk. Menurutnya, saat tawuran banyak yang melakukan pembacokan terhadap korban.
"Banyak, saya membacok masih dalam keadaan hidup. Tapi sama Geng Jawara dibacokin terus," ungkap RDC.
RDC menambahkan, ia awalnya hanya dimintai bantuan oleh Geng Jawara yang diserang oleh Geng All Star. Setelah ditelepon, mereka kemudian berkumpul dan menyerang.
"Jawara itu minta bantuan sama Tim GukGukGuk. Tim GukGukGuk ditelpon berangkat," ujar RDC.
"Tidak ada masalah. All star sering serang kampung kita masing-masing. Kayak kampung di Demak, Gubeng itu diserang semua. Agar cari nama di medsos," lanjut RDC.
Lantas, dari mana senjata tajam yang mereka gunakan saat tawuran? RDC mengatakan, mereka membawa sendiri dan ada yang mendapat pinjaman dari teman.
"Senjata itu milik masing-masing, dipinjamkan teman," ungkap RDC.
Selain itu, RDC juga mengaku melakukan aksi kekerasan tersebut dilandasi rasa solidaritas. "Solidaritas tim. Tim GukGukGuk itu sendiri beda dengan All Star, korban dari All Star," tambahnya.
Kini, RDC hanya bisa menyesali perbuatannya. Bahkan sebelum kejadian, ia sudah membohongi orang tuanya.
"(Ibu) enggak tahu. Bohong. Pamitnya main. Saya menyesal," pungkasnya.