Destinasi wisata Banyuwangi terus tumbuh. Kini Banyuwangi memiliki destinasi wisata kebangsaan, New Antogan yang berada di Desa Bunder, Kecamatan Kabat.
Antogan sebenarnya sudah dikenal lama oleh warga Banyuwangi. Dipilihnya Antogan sebagai destinasi wisata kebangsaan, karena tempat ini memiliki sejarah yang kental dengan perjuangan rakyat Banyuwangi melawan penjajah.
Menurut sejarah, Antogan adalah tempat berkumpulnya para pejuang banyuwangi melawan penjajahan Belanda. Mengingat banyak terdapat lorong persembunyian yang berada di antara batu-batu besar yang mengelilingi air terjun Antogan. Selain itu antogan juga dikenal sebagai tempat bertapanya Rempek Jogopati, pemimpin Perang Bayu saat VOC mulai menduduki Blambangan.
Pengelola wisata New Antogan, Mari menuturkan bahwa sebelum berperang melawan belanda, Rempeg Jogopati melakukan ritual pertapa di air terjun antogan untuk memohon ridho Allah agar memenangkan peperangan.
"Sejarahnya di Antogan ini merupakan tempat berkumpulnya para pejuang untuk melawan Belanda. Rempeg Jogopati dulu sebelum perang bertapanya juga di sini, makanya kita buat wisata kebangsaan di Antogan ini," kata Mari, pengelola wisata New Antogan kepada detikcom, Minggu (29/11/2020).
Di new wisata Antogan ini, wisatawan disuguhkan pemandangan yang indah dari Air terjun jernih yang memiliki ketinggian sekitar 7 meter, pepohonan yang rindang saat menuju air terjun, serta fasilitas kolam renang dan panggung hiburan untuk para pengunjung.
"Ini wisata kebangsaan yang mengangkat tema heritage, histori, mistik, religius, dan modern di Air Terjun Nagamas," ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi warga yang terus berkreasi dalam memajukan wilayahnya. Termasuk pengelola Antogan yang mem-branding ulang destinasi ini.
Ia menyampaikan, membangun wisata tidak harus dengan bangunan dalam bentuk tembok, melainkan perbanyak pohon agar wisatawan yang datang juga mendapatkan kesehatan, terutama di masa pandemi ini.
"Wisata outdoor kini menjadi pilihan bnyak orang. Seperti Antogan ini yang dikelilingi banyak pepohonan. Kalau bisa perbanyak pohon-pohon yang langka, agar wisatawan sembari berwisata juga mendapat edukasi dan udara yang sehat," pungkas Anas.