"Terus mayit tidak disentuh santri atau masyarakat. Memang tidak saya perbolehkan. Saya minta posisinya jangan diubah, jadi seperti yang ada," paparnya.
Selain diketahui masih utuh setelah 3 tahun dikebumikan, jasadnya juga tercium wangi. Sufyan juga menceritakan jika makam abahnya sempat tergenang air akibat hujan deras. Namun, air tersebut juga tidak mengeluarkan bau.
"Biasanya kan ada bau seperti kayak busuk, tapi ini enggak. Posisinya juga masih seperti semula. Karena (di dalam liang lahad) airnya masih banyak, kan biasanya airnya bau. Tapi itu enggak," sambungnya.
Kepada detikcom, Kiai Sufyan menceritakan bahwa orang tuanya bukanlah kiai besar. Kiai Baidowi dikenal sebagai kiai yang senantiasa memberikan ajaran agama di kampungnya.
"Orang tua saya biasa-biasa saja. Cuma dalam kesehariannya bergaul dengan masyarakat. Biasanya orang tua saya setiap hari dan malam bermasyarakat mengajari orang mengaji, ngajar agama dan apa yang dibutuhkan masyarakat," kata Kiai Sufyan saat dihubungi detikcom, Jumat (27/11/2020).
Kiai Sufyan menyebut, orang tuanya merupakan sosok yang senantiasa ikhlas dan jujur dalam mengajarkan agama Islam pada masyarakat. Abahnya juga tidak pernah pamrih dalam berjuang menegakkan agama.
"Waktu meninggalnya Hari Senin jam 6 sore, itu Abah saya meninggal dengan mengucapkan allahu akbar dengan bibir tersenyum. Mengucapkan allahu akbar sendiri langsung meninggal," pungkasnya.
(sun/bdh)