Jasad Kiai Baidowi di Sampang diketahui masih utuh meski sudah 3 tahun dikebumikan. Ia sempat takbir sambil tersenyum sesaat sebelum mengembuskan napas terakhir.
Kisah kiai asal Kampung Langpanggang, Dusun Banbalang, Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung ini menjadi perbincangan. Warga kagum dengan sang kiai, terlebih setelah mengetahui bahwa hingga saat ini jasadnya masih utuh.
"Waktu meninggalnya Hari Senin jam 6 sore, itu Abah saya meninggal dengan mengucapkan allahu akbar dengan bibir tersenyum. Mengucapkan allahu akbar sendiri langsung meninggal," tutur putra Kiai Baidowi, KH Sufyan Ahmad kepada detikcom, Jumat (27/11/2020).
Kiai Sufyan mengatakan, orang tuanya wafat lebih dari tiga tahun lalu. "Orang tua saya itu meninggal Hari Senin Bulan Maulid. Baru ada haul akbar 1.000 hari wafatnya orang tua saya," imbuhnya.
Ia menambahkan, orang tuanya tidak memiliki riwayat penyakit parah. Bahkan, sesaat sebelum meninggal, Kiai Baidowi sempat berpesan agar keluarga tidak menangisi kematiannya.
"Sebenarnya berpesan jika mau mati nanti, karena orang tua itu sakitnya ndak parah. Biasa-biasa saja. Jam 12 siang masih biasa, sorenya meninggal. Dia berpesan 'saya mau mati nanti, jangan menangis ya, jangan nangis semua'," tambah Kiai Sufyan.
Sebelumnya, usai diketahui makam Kiai Baidowi ambruk, Kiai Sufyan dibantu santri langsung memperbaiki makam tersebut. Kiai Sufyan mengaku terkejut saat melihat jenazah orang tuanya masih utuh. Bahkan, rambut Kiai Baidowi juga ditemukan masih ada.
"Terus diperbaiki sama santri, kemudian banyak masyarakat yang datang saat itu. Karena itu amblesnya dalam. Oleh saya disuruh perbaiki sampai ke dalam. Ternyata di dalamnya, pembatas antara mayit itu ternyata patah semua. Tapi alhamdulillah mayitnya tidak berubah, masih utuh," ungkap Kiai Sufyan.
Namun, Kiai Sufyan tidak memperkenankan orang lain untuk masuk ke liang lahad dan memegang jenazah. Proses perbaikan makam Kiai Baidowi dilakukan dengan mengganti kain kafan. Tetapi tanpa memindahkan mayat dan mengubah posisi mayat. Kyai Baidowi wafat tiga tahun lalu dan dikebumikan di sisi utara Masjid Darul Iman
"Terus mayit tidak disentuh santri atau masyarakat. Memang tidak saya perbolehkan. Saya minta posisinya jangan diubah, jadi seperti yang ada," pungkasnya.