Surabaya -
Untuk menumbuhkan iklim investasi, Pemprov Jatim menggelar East Java Investival (EJI) 2020. Kegiatan ini membuka banyak peluang investasi, mulai dari kawasan industri halal hingga pembibitan sapi perah bagi investor dalam maupun luar negeri.
Kegiatan ini digelar secara hybrid dengan temu bisnis, pameran secara offline dan menghadirkan narasumber mulai duta besar RI di Australia, duta besar Inggris untuk Indonesia dan juga investor luar negeri yang bergabung secara virtual. Dalam kegiatan ini juga dilakukan Business Forum, One on One Business Meeting, Matchmaking, hingga Exhibition Virtual.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam EJI 2020 mengatakan kegiatan ini akan menjadi pintu masuk bagi calon calon investor yang ingin sukses berinvestasi di Jatim.
"EJI 2020 yang digelar hybrid ini ibaratnya kita sedang menabuh gong, yang ini sebagai bagian dari starting poin kita untuk memperluas jejaring yang kita punya untuk sebaik mungkin agar bisa meningkatkan investasi di Jawa Timur," kata Khofifah di Hotel Shangri-La Surabaya.
Khofifah menambahkan pihaknya juga bertekad membangun kawasan industri halal. Dia menyebut telah tersedia lahan seluas 148 hektar bersama salah satu perusahaan di Sidoarjo. Dia ingin Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, bisa masuk sepuluh besar besar industri makanan halal dunia.
"Indonesia umat Islamnya terbanyak di dunia. Menurut State of Global Islamic Economy 2019-2020, halal food Indonesia belum masuk sepuluh besar dunia. Kalau fashion halal sudah. Maka kita ingin siapkan halal industrial estate," imbuh Khofifah.
Selain itu, Khofifah menambahkan potensi kuliner halal di Jatim sangat melimpah. Untuk itu, dia menyayangkan jika potensi ini tidak dimaksimalkan.
Dalam halal industrial estate yang tengah disiapkan, Khofifah mengatakan akan dilengkapi laboratorium LPPOM MUI, pengurusan sertifikasi halal, dan juga seluruh fasilitas kebutuhan industri. Industri ini meliputi makanan minuman, hingga kosmetik.
Rencana Khofifah terkait pengembangan halal industrial estate itu juga disampaikannya saat berkomunikasi secara virtual dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia. Khofifah meminta Jatim masuk dalam daerah yang dicanangkan nasional untuk pengembangan kawasan industri halal setelah Batang dan Subang.
"Kita akan berupaya untuk bisa mendatangkan investor baik dari dalam ataupun luar negeri. Karena ini akan menjadi pintu masuk kita untuk bisa masuk dalam sepuluh besar, dan tentu untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya," tambahnya Khofifah.
Tidak hanya itu, Khofifah juga membahas terkait investasi melalui bincang virtual dengan Duta Besar Laos dan Duta Besar RI untuk Australia Yohanes K Legowo.
Saat berdialog dengan Dubes RI untuk Australia, Khofifah menyampaikan Jatim saat ini membutuhkan bibit sapi perah berkualitas yang ingin didatangkan dari negeri kanguru. Dubes RI untuk Australia pun menyambut baik apa yang disampaikan Khofifah dan akan segera mengirimkan staf untuk menindaklanjuti potensi investasi.
"Australia memang unggul di bidang pembibitan, sedang Indonesia unggul dalam hal penggemukan. Kita akan kirimkan staf ke Jatim untuk komunikasi lebih lanjut. Karena di sini (Australia) cukup banyak diaspora asal Indonesia yang menjadi pengusaha sukses peternakan sapi, dan ini peluang," kata Yohanes K Legowo.
Potensi pembibitan sapi tersebut bisa dilakukan di cukup banyak daerah di Jatim. Khofifah mencontohkan daerwh Malang, juga Magetan, yang sudah memiliki infrastruktur matang dalam pengembangan industri susu.
Selain itu,.juga masih banyak potensi investasi yang ditawarkan dalam EJI 2020, termasuk potensi investasi di peternakan unggas terintegrasi dan geopark Wonocolo sebagai investasi ramah lingkungan di Kabupaten Bojonegoro.
Tak hanya itu, dalam gelaran EJI 2020 juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian strategis. Yaitu penandatangan Letter of Intent (LoI) antara PT JGU Jatim dengan Shire Oak (sektor energi), serta PT JGU Jatim dan PT RSM Tuban dengan Serco Asia Pacific (sektor kesehatan) dan juga penandatangan MoU tentang penyediaan bahan baku industri rumput laut dan industri pengolahan porang.
Meski di tengah pandemi COVID-19, Jatim terus berupaya meningkatkan investasi yang masuk, baik dari dalam maupun. Untuk memaksimalkan upaya ini, kalangan milenial Jatim juga digandeng dalam mempromosikan peluang investasi Jatim melalui Duta Investasi Jatim. Mereka menjadi komunikator khususnya bagi calon investor mancanegara.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Jatim, Aris Mukiyono mengatakan gelaran EJI 2020 digadang dapat mendorong peningkatan realisasi investasi di Jatim.
"Setelah EJI 2020 ini digelar kita akan melakukan tindak lanjut. Seperti salah satunya yang dipesankan ibu gubernur terkait pembangunan rumah sakit di Tuban. Kita akan komandani supaya syarat-syarat investasinya terpenuhi, kita kawal supaya perencanaan investasinya bisa berjalan kongkrit," tegasnya.
Tak hanya itu, Aris memaparkan sepanjang meski digempur pandemi, realisasi investasi di Jatim tahun 2020 masih tumbuh positif. Pada periode Januari hingga September 2020, kinerja investasi di Jatim mencatatkan pertumbuhan menggembirakan, yakni sebesar 42,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Realisasi investasinya mencapai Rp 66,49 Trilyun dengan share PMDN sebesar Rp 47,39 Trilyun dan PMA sebesar Rp 19,10 Trilyun. PMA didominasi oleh sektor Industri Kimia di Kabupaten Tuban asal negara Singapura yakni PT. Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia," paparnya.
Bahkan, bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di pulau Jawa, pertumbuhan Jatim adalah yang paling tinggi.
"Kita berharap dengan EJI 2020 ini, investasi Jatim tahun depan makin terdongkrak," pungkas Aris.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini