Sementara itu, kepada pihak keamanan atau kepolisian, ia berharap lebih sering melakukan patroli pagi, terutama di tempat orang-orang berolahraga.
"Sekali-sekali patroli lewat di tempat-tempat yang barangkali pegowes atau pegiat olahraga pagi, untuk bisa dijamin keamanannya. Saya berharap, saya korban terakhir penjambretan. Jangan sampai ada lagi," lanjutnya.
Kamis (19/11), polisi mulai menyelidiki kasus begal tersebut. Penyelidikan dimulai setelah ada laporan resmi dari korban.
"Sudah laporan. Anggota kemarin ke rumahnya untuk membuatkan laporan dan kemudian di-BAP," ujar Kapolsek Kenjeran Kompol Esti Setija Oetami.
"Ya, jadi kita saat ini sedang lidik dan mengumpulkan ciri-ciri pelaku dan barang-barang bukti," imbuh Esti.
Hingga saat ini, pihak kepolisian mengaku masih melakukan penyelidikan kasus begal tersebut. Tidak adanya saksi mata membuat polisi kesulitan mengungkap pelaku.
"Update-nya masih dalam penyelidiklah. Kan tidak semudah itu nangkap. Apalagi wajahnya di CCTV yang kita ambil di Dishub masih kita selidiki. Mudah-mudahan, doanya saja (pelaku) ketangkap," terangnya, Sabtu (21/11/2020).
"Karena di situ ndak ada orang yang menyaksikan saat kejadian. Karena doktor ITS pagi-pagi habis sepedaan terus foto-foto, habis itu situasi masih sepi. Masih pagi kemudian dia share ke teman-temannya. Dalam konsentrasi (korban) men-share ini, pelaku langsung menarik HP sama tasnya sekalian," pungkasnya.
(sun/bdh)