Namun, yang disayangkan oleh Dosen Teknik Industri ITS ini yakni data yang ada di HP-nya. Ia mengaku sudah mengikhlaskan ponsel yang diambil pelaku begal itu. Tetapi dokumen penting yang belum dipindah ada di HP tersebut.
"Ada dokumen, SK, draft proposal, riset mahasiswa saya, tugas-tugas mahasiswa, foto-foto selama 3 tahun saya menggunakan HP itu, kan sayang. Kalau fisiknya (HP) nggak papa hilang, tapi data yang belum saya transfer, dokumen dan macem-macem, itu yang membuat saya sedih. Datanya itu yang bernilai," lanjutnya.
Rabu (18/11) habis subuh, Prof Udi bersepeda di jalur pantai timur Surabaya. Saat hendak pulang sekitar pukul 07.00 WIB, ia beristirahat sejenak di depan Kenpark, Kenjeran. Ia duduk-duduk lalu mengeluarkan HP karena mau mengirim sebuah artikel.
Tanpa disangka, tiba-tiba ada dua orang menggunakan motor dengan kecepatan tinggi, mengambil ponsel miliknya. Ia baru pertama kali menjadi korban aksi kejahatan selama 15 tahun bersepeda di kawasan tersebut.
"Waktu itu kondisi masih sepi kan, saya buka HP mau kirim artikel di grup. Tiba-tiba dua orang itu mendesak dan merampas HP saya dengan kecepatan tinggi," kata Prof Udi saat dihubungi detikcom, Rabu (18/11).
"Saya kehilangan HP Samsung A8, kartu bank, KTP, NPWP, banyak lah. Data saya ada di sana semua (di HP). Kegiatan mahasiswa, laporan, jadwal tugas mahasiswa," pungkasnya.
(sun/bdh)