Menurut Djarot, PDIP sudah banyak melakukan pemecatan kepada kader. Dia menilai, dukungan Seno kepada MA merupakan dampak dari politik memecah belah.
"Saya melihat, politiknya MA itu memecah belah. Karena dia tidak punya visi lain. Hanya retorika dan kemudian bahayanya memecah belah keluarga itu," ungkapnya.
Pemecatan sebagai kader PDIP, Djarot mencontohkan Henri Pradipta Anwar, anak eks Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar. Henri dipecat karena maju sebagai calon Wali Kota Blitar atas dukungan PKS, PKB dan Partai Golkar. Selain itu juga ada partai pendukung nonparlemen yaitu PAN, NasDem, Partai Berkarya, dan PKPI.
Kabar yang berkembang, pada level grassroots PDIP di Kota Blitar tampak dukungan terbelah. Ada yang mendukung Henri yang berpasangan dengan Yasin. Namun ada juga yang mendukung pasangan yang direkomendasikan PDIP. Yakni Santoso-Tjujuk.
"Di PDIP mah gampang. Kalau ada banteng yang keluar kandang dihalau lago suruh masuk. Hayo bersatu lagi, gotong royong untuk memenangkan calon kita. Begitu keputusan diambil, biasanya mereka akan kembali untuk menentukan pilihan yang sama," pungkasnya.
(fat/fat)