Iklim La Nina tengah berkembang di Samudra Pasifik. Ini akan berdampak pada peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia. Untuk itu masyarakat diminta waspada.
Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Surabaya Teguh Tri Susanto mengatakan, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan hingga 40 persen.
"Catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya," kata Teguh kepada detikcom di Surabaya, Senin (12/10/2020).
Kendati demikian, Teguh menyebut, dampak La Nina tidak seragam terjadi di seluruh Indonesia. Namun, terjadi secara bergantian di setiap wilayah.
Memasuki Oktober ini, Teguh mengatakan, ada sebagian kecil wilayah di Jatim yang mulai turun hujan. Menurutnya perlu dilakukan sejumlah antisipasi agar kenaikan curah hujan akibat La Nina, tidak berdampak pada banjir hingga longsor.
"Peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologis, seperti banjir dan tanah longsor," ungkap Teguh.
Untuk itu, Teguh mengimbau pemerintah bisa melakukan koordinasi sistem peringatan dini bencana alam. "Antisipasi musim hujan dilakukan dengan koordinasi sistem peringatan dini terjadinya banjir dan longsor. Lalu melakukan updating informasi KATAM atau kalender tanam dan identifikasi lahan berpotensi banjir," imbuh Teguh.
Teguh menambahkan, antisipasi ini bisa dilakukan dengan mengecek infrastruktur desain banjir, gerakan memanen hujan dan rencana optimalisasi waduk atau embung air. Selain itu, Teguh menilai identifikasi infrastruktur berisiko dampak cuaca ekstrim dan banjir juga penting dilakukan.
"Penting juga adanya penguatan informasi prediksi DBD, identifikasi daerah dan moda transportasi yang terdampak banjir, pemetaan kawasan berisiko banjir hingga mengecek infrastruktur sumber daya listrik," pungkasnya.