Demo Tolak Omnibus Law di Situbondo Kembali Ricuh, Tiga Mahasiswa Diamankan

Demo Tolak Omnibus Law di Situbondo Kembali Ricuh, Tiga Mahasiswa Diamankan

Ghazali Dasuqi - detikNews
Jumat, 09 Okt 2020 14:49 WIB
Demo Tolak Omnibus Law di Situbondo Ricuh Lagi, Tiga Orang Diamankan
Demo omnibus law di Situbondo ricuh (Foto: Ghazali Dasuqi/detikcom)
Situbondo -

Kericuhan kembali mewarnai aksi unjuk rasa menolak omnibus law di Situbondo, Jumat (9/10/2020). Ratusan mahasiswa yang melurug kantor DPRD Situbondo beberapa kali terlibat ketegangan dengan aparat. Senjata air dari kendaraan taktis water canon pun sempat ditembakkan polisi untuk memukul mundur para pendemo.

Namun nyali massa mahasiswa dari PMII Situbondo ini tak surut. Mereka kembali merengsek maju, setelah senjata air polisi itu mereda. Sambil terus berorasi, sebagian massa kembali mendekati pintu gerbang DPRD yang dijaga barikade polisi.

Pantauan detikcom, situasi mulai memanas, saat massa mahasiswa mulai membakar keranda. Tahu begitu polisi bertindak cepat menyemprotkan APAR, agar api tak membesar. Saat bersamaan water canon juga ditembakkan ke arah pendemo.

Massa yang tidak terima, mulai melempari petugas dengan beragam benda, mulai sandal, botol, batu, dan sebagainya. Namun, polisi tak membalas dan tetap bertahan di sekitar pintu gerbang DPRD Situbondo.

"Tolong sahabat-sahabat, jangan ada yang terprovokasi. Kita tetap satu barisan dan satu komando. Kita ke sini untuk memperjuangkan hak rakyat, menolak UU Cipta Kerja," teriak Mega, salah satu orator aksi lewat pengeras suara.

Dari aksi unjuk rasa tersebut, ada tiga mahasiswa diamankan polisi. Di antaranya bahkan nyaris dikeroyok pendemo karena diduga sebagai perusuh. Dia diamankan ramai-ramai dari tengah kerumunan, lalu diseret keluar hingga diamankan pihak kepolisian.

"Ada tiga orang yang diamankan. Mereka bawa senjata, ada yang bawa ruyung dan sajam. Sekarang masih dimintai keterangan," tandas Kasatreskrim AKP Agus Widodo di sela demo.

Simak video '796 Anggota Anarko Diamankan Terkait Demo Tolak Omnibus Law':

[Gambas:Video 20detik]




Ratusan mahasiswa PMII Situbondo itu mengawali aksinya dengan longmarch. Dalam perjalanan menuju kantor DPRD, massa pendemo ini sempat berhenti di pertigaan Sarworini. Di tempat ini, mereka membentuk lingkaran, sambil terus berorasi dan membentangkan poster.

Dari sini, mereka melanjutkan aksinya menuju kantor DPRD di jalan Kenanga. Setibanya di depan DPRD Situbondo, massa kembali berorasi dan membentangkan spanduk dan poster. Di antaranya bertuliskan 'Kami Tidak Akan Menyerah Jika Keadilan Tidak Dimiliki Rakyat; PMII Menolak UU Omnibus Law; Tolak Omnibus Law dan Mosi Tidak Percaya', dan sebagainya.

"Kami jelas menolak omnibus law karena tidak berpihak kepada rakyat, dan hanya menguntungkan pihak korporasi. Ini produk DPR yang tidak pro rakyat. Karena itu, akan kami lawan," teriak orator aksi.

Selama di depan kantor DPRD, ketegangan beberapa kali terjadi antara massa pendemo dengan aparat. Ketegangan baru mereda, setelah sejumlah pimpinan DPRD Situbondo bersedia menemui mahasiswa di jalan. Bahkan Ketua DPRD Situbondo, Edy Wahyudi dengan tegas menyatakan dukungannya kepada tuntutan mahasiswa.

"Kami yakin kehadiran adik-adik ke sini, ini murni untuk memperjuangkan hak dan aspirasi rakyat. Karena itu, kami menyatakan siap mendukung dan siap memperjuangkan aspirasi mahasiwa dan menolak UU Cipta Kerja. Jika lengkap, hari ini surat tuntutan ini akan kami layangkan ke perwakilan kami di DPR RI dan Presiden," tegas Edy Wahyudi dari atas bak terbuka.

Sebagai bukti dukungan, hampir semua pimpinan DPRD Situbondo ikut menandatangani petisi yang disodorkan mahasiswa. Ada beberapa sikap yang disampaikan dalam petisi tersebut. Antara lain, menolak UU Cipta Kerja karena dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil, dan menuntut Presiden agar tidak menandatangani UU Cipta Kerja.

Poin terakhir, menuntut agar DPRD Situbondo menolak UU Cipta Kerja sebagai salah satu bentuk keberpihakan terhadap masyarakar di akar rumput. Setelah petisi itu dibacakan dan ditandatangani pimpinan DPRD, massa mahasiswa pun berangsur membubarkan diri. Sebelum bubar, antara mahasiswa terlihat membersihkan sampah sisa unjuk rasa.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.