Selama pandemi ini, publik disuguhkan perang dingin antar dua instansi tersebut. Mulai dari masalah rebutan Mobil PCR. Ungkapan dan komentar Gugus COVID-19 Surabaya yang menyebut data Gugus COVID-19 Jatim tidak valid hingga aksi sujud Risma di hadapan dokter yang menilai banyak warga Surabaya tidak dirawat di RSU dr Soetomo.
Dalam acara paparan survei tersebut, beberapa tim survei memaparkan di hadapan para pimpinan Forkopimda Jatim dan Surabaya Raya.
Tim survei dipimpin Kepala Pusat Studi Keamanan Nasional Universitas Brawijaya, Prof (Ris) Hermawan Sulistyo. Lalu pengamat epidemiologi dari Universitas Airlangga, dr Windhu Purnomo. Ekonom regional dari Universitas Indonesia, Drs Nuzul Achyar dan dosen dari UPN Veteran Jakarta, dr Ayodya Heristyorini.
![]() |
Windhu Purnomo dalam paparannya menyebut Surabaya sebagai zona oranye. Namun, hal itu masih jauh dari zona hijau. Dirinya berpesan agar para kepala daerah terus bekerja keras memberantas COVID-19.
"Zona oranye tentu masih jauh dari hijau. Tapi tambahan kasus banyak itu bukan berarti hal buruk. Tambahan kasus banyak itu bukti bahwa pemerintah bisa mentracing kasus. Tinggal sekarang bagaimana testing massal itu terus diperbanyak. Sekarang Jatim masih 4.500 an itu sudah banyak. Tapi targetnya adalah 5 ribu lebih. Terus ditingkatkan, jangan terlalu mementingkan zona," jelasnya.
(fat/fat)