Fakta dan Klaim Risma Jika Surabaya Sudah Zona Hijau

Fakta dan Klaim Risma Jika Surabaya Sudah Zona Hijau

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 04 Agu 2020 10:15 WIB
zona hijau dan zona merah kota surabaya
Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Publik sempat dikejutkan dengan klaim Wali Kota Risma yang menyatakan Surabaya hijau. Dengan tingkat penularan COVID-19 sudah menurun dengan kesembuhan kian meningkat. Hal itu berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Hal itu diungkapkan saat teleconference pedagang dan perwakilan masyarakat yang tinggal di wilayah Kecamatan Gunung Anyar. Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, masyarakat awam beranggapan bahwa Surabaya hijau adalah wilayah yang benar-benar bebas COVID-19.

Pro kontra di masyarakat pun terjadi soal Surabaya zona hijau dan Surabaya hijau. Bahkan pakar epidemiologi penasaran dengan klaim Surabaya sudah hijau. Risma mengklaim Surabaya hijau setelah merujuk peta yang ditampilkan di laman situs monitoring COVID-19 Kemkes https://covid-monitoring.kemkes.go.id/. Di sana update setiap hari terkait kondisi RT (Angka reproduksi efektif) se-Indonesia dan hampir berapa minggu kondisi Surabaya zona hijau terus.

"Karena memang secara data ketika dilihat juga RT (Angka reproduksi efektif) Surabaya sudah turun. Jadi kami berdasarkan kemenkes," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, Senin (3/8/2020).

Sementara dari halaman website https://covid19.go.id/peta-risiko, salah satu indikator epidemiologis wilayah tersebut masuk zona hijau adalah penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu. Selain itu, ada indikator yang tertulis bahwa kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif selama 2 minggu terakhir.

Dari data yang diterima detikcom dari Gugus COVID-19 Jatim, dimulai dari tanggal 19 Juli sampai 1 Agustus (14 hari), jumlah penambahan kasus di Surabaya berjumlah 1.170 kasus positif COVID-19. Sedangkan yang sembuh berjumlah 1.145.

Jika menilik dari indikator kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif, maka Surabaya belum memenuhi zona hijau. Karena jumlah kasus positif lebih banyak 35 kasus dari pada kesembuhan (1.170-1.145=35). Indikator tersebut digunakan Satgas COVID-19 Pusat dalam menentukan zonasi suatu wilayah.

Sementara Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Dr dr Windhu Purnomo mengaku heran dengan klaim Risma. Untuk itu, ia meminta Risma untuk membuka data yang disebutnya itu.

Tonton video 'Risma Sebut Surabaya Zona Hijau, Tapi di Peta Risiko Masih Merah':

[Gambas:Video 20detik]



"Dasarnya Bu Risma itu apa. Surabaya itu masih tetap merah. Orange saja tidak pernah kok tiba-tiba meloncat jadi hijau. Jadi memang yang kita tanya adalah dari mana data yang digunakan itu saja. Apalagi satgas pusat sudah tiap minggu membuat pemetaan risiko. Surabaya itu sejak 2 bulan sampai sekarang masih merah teru," tegas Windhu kepada detikcom.

Windhu menjelaskan, jika yang disebutkan angka kesembuhan tinggi, maka yang disebutkan Wali Kota Risma juga masih jauh targetnya. Karena saat ini tingkat kesembuhan di Surabaya masih berkisar di angka 60 persen, sedangkan angka nasional di kisaran 95 persen.

"Ya punya harapan boleh. Tapi jangan tiba-tiba mengatakan ini hijau. Maksud saya itu kalau kita klaim-klaim itu kan harus berbasis dengan data. Jadi data itu ditunjukkan," tandasnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menanggapi hal tersebut. "Rek zona itu bukan (Kewenangan) kabupaten/kota, bukan provinsi," jelas Khofifah.

Dilihat detikcom, situs covid-monitoring.kemkes.go.id ini tidak update. Bahkan semua wilayah di Indonesia berwarna hijau, yang artinya zona aman. Lantas apakah situs itu akurat?

Dihubungi terpisah, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Achmad Yurianto mengatakan situs itu bukan milik kemenkes. Dia menyebut Kemenkes hanya memiliki satu akun resmi yakni covid19.kemkes.go.id. Sedangkan situs lain untuk melihat perkembangan data Corona ialah covid19.go.id, yang merupakan situs resmi dari Satgas COVID-19.

"Bukan (milik Kemenkes), karena nggak jelas dan nggak update," kata Yuri ketika dihubungi, Senin (3/8).

Kemudian, terhadap situs itu, Yuri mengatakan pihaknya akan melakukan penelusuran. "Situs ini sedang saya telusuri, karena P2P tidak membuat dan 199 punya situs sendiri. Saya tidak bisa buka (situs yang dimaksud) dan data tidak update," katanya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.