"Tetangga saya yang alamatnya rumah nomor 18 yang alamatnya dituju juga ikut bayar order itu. Kalau gak salah yang nasi bebek senilai Rp 60 ribu," tambahnya.
Rachmad menjelaskan, kasus makanan orderan fiktif seperti itu baru pertama kali terjadi di lingkungannya. Ia juga heran karena dalam sehari ada tiga kali order fiktif yang dialamatkan ke tetangganya.
"Baru pertama ini. Tapi kok sampai tiga kali dalam satu hari. Kan kasihan ojeknya. Saya berharap hanya sekali ini saja ada kejadian ini," lanjut Rachmad.
Rachmad juga mem-posting cerita itu di media sosial. Ia berharap hal itu tak terjadi lagi. Sebab, hal itu merugikan ojek online dan warga yang alamatnya tertera dalam orderan.
"Tujuan awal saya memang agar tak terulang. Makanya saya posting. Kan kasihan juga ojeknya," pungkasnya.
(sun/bdh)