Teror tersebut terjadi pada Rabu (5/8) siang. Tiga driver ojek online tiba-tida mengantarkan makanan ke rumah nomor 18 secara berturut-turut. Makanan yang dikirim mulai pizza hingga nasi bebek.
Menurut driver ojek online yang mengantar, tiga makanan itu dipesan akun Hariadi Lukito untuk diantar ke rumah nomor 18 tersebut. Sementara penghuni rumah tersebut tidak merasa memesan makanan dan tidak ada nama Hariadi Lukito di daerah tersebut.
Karena kasihan pada pemilik rumah yang menjadi korban teror makanan, dan pada driver ojek online yang telah membeli dan mengantar, akhirnya warga membantu meringankan beban korban dengan ikut membayar makanan tersebut.
"Padahal mereka gak pesan tapi akhirnya ada warga yang mau membayar tiga order itu. Ada nasi bebek, terus makanan dari warung Mapan dan Pizza yang senilai Rp 250 ribu," tutur Rachmad, tetangga korban, Kamis (6/8/2020).
"Tetangga saya yang alamatnya rumah nomor 18 yang alamatnya dituju juga ikut bayar order itu. Kalau gak salah yang nasi bebek senilai Rp 60 ribu," tambahnya.
Rachmad menjelaskan, kasus makanan orderan fiktif seperti itu baru pertama kali terjadi di lingkungannya. Ia juga heran karena dalam sehari ada tiga kali order fiktif yang dialamatkan ke tetangganya.
"Baru pertama ini. Tapi kok sampai tiga kali dalam satu hari. Kan kasihan ojeknya. Saya berharap hanya sekali ini saja ada kejadian ini," lanjut Rachmad.
Rachmad juga mem-posting cerita itu di media sosial. Ia berharap hal itu tak terjadi lagi. Sebab, hal itu merugikan ojek online dan warga yang alamatnya tertera dalam orderan.
"Tujuan awal saya memang agar tak terulang. Makanya saya posting. Kan kasihan juga ojeknya," pungkasnya. (sun/bdh)