Menurut Dino, ada alasan lain selain alasan stigma negatif. Yakni karena sebagai anak, ia dan keluarganya belum bisa memberikan penghormatan terakhir saat ayahnya meninggal. Sebab, penghormatan terakhir merupakan hal wajib yang harus dilakukan dalam kepercayaan agama yang dianutnya.
"Bukan hanya stigma. Tapi saya seperti juga gak ngajeni wong tuo. Aku orang Kristen. Kalau adatnya Muslim kan harus disembayangi, tahlilan dan macam-macam. Kalau saya orang Kristen disemayamkan dulu di suatu tempat lalu keluarganya datang memberi penghormatan baru dikuburkan," terangnya.
"Itu kan suatu bentuk penghormatan terakhir. Dan saya dan keluarga ndak bisa memberikan penghormatan terakhir itu," tambah Dino.
Menurut Dino, jika permohonannya untuk memindahkan jenazah dikabulkan, ia dan keluarganya akan memakamkan sang ayah di Lawang, Malang. Yakni dalam satu komplek pemakaman keluarga di sana.
"Rencananya mau kami pindah ke Lawang Asri, Malang. Ya di sana juga pemakaman umum. Tapi ada komplek makam keluarga juga di sana," pungkasnya.
(sun/bdh)