"Nanti anak-anak akan kita dampingi dengan petugas perpustakaan yang saat ini masih tutup juga. Nanti juga akan kita tentukan anak-anak di Balai RW atau di BLC. Yang dekat nanti akan kita arahkan. Tapi tetap dibatasi jumlahnya," ungkap Risma.
Risma menegaskan, akses internet itu dikhususkan untuk anak yang kurang mampu. Sehingga diharapkan bisa menghindari kerumunan.
"Nanti akan dibatasi jumlahnya. Nanti khawatir anak-anak pengen ketemu teman-temannya, terus ke balai RW semuanya, ndak. Itu khusus anak yang mereka tidak mampu mengadakan sendiri handphone, mengadakan sendiri internet-nya. Itu akan kita siapkan di Balai RW," tambah Risma.
Agar tidak menjadi masalah di kemudian hari akibat berkumpulnya anak-anak, Risma menyampaikan akan melakukan pembatasan ketat dan pengawasan.
"Jadi kita batasi, kita punya datanya. Mereka kita tempatkan di balai RW atau BLC sesuai dengan kedekatan jarak rumah. Kita fasilitasi printer, karena Dinas Pendidikan ada pengajaran lewat YouTube atau email. Sehingga anak-anak bisa nyetak di situ.
(sun/bdh)