Ketua Pusat UTBK Unair Junaidi Khotib mengatakan pihaknya mengaku baru Selasa (7/7) malam mendapat laporan. Bahkan pihaknya sudah melakukan investigasi kepada staff yang terlibat.
Terkait tidak adanya penjelasan, Junaidi mengatakan kemungkinan terjadi miskomunikasi atau salah paham antara peserta dengan petugas yang memeriksa.
"Mungkin ada miskomunikasi atau penjelasan yang tidak cukup," kata Junaidi saat dihubungi detikcom, Rabu (8/7/2020).
Junaidi mengatakan pihaknya sudah memberikan penjelasan. Namun karena peserta merasa kaget, akhirnya timbul miskomunikasi.
"Mungkin sudah diberi penjelasan tapi kalau orang itu kaget gitu kan pasti ada hal-hal miskomunikasi terjadi," ujarnya.
Namun, tak membutuhkan waktu lama, permasalahan ini sudah terselesaikan dengan baik. Pihak Daffa sudah berkomunikasi baik, bahkan orang tuanya sudah mendatangi Unair terkait digantinya hasil rapid test nonreaktif menjadi reaktif.
"Alhamdulillah hari ini sudah clear semua dan semoga yang bersangkutan, keluarga support kami juga support untuk tahap kedua. Kami fasilitasi pasti untuk tahap kedua untuk ujian," jelasnya.
Terkait psikis Daffa yang merasa terganggu karena rasa kaget hingga down, Junaidi menyampaikan pihaknya sudah memberikan komunikasi yang cukup terkait pandemi ini. Bahkan, peluangnya untuk mengikuti UTBK gelombang kedua masih sangat terbuka.
"Kepada orang tuanya juga demikian. Pasti kita akan support, keluarganya juga kita support, sehingga yang bersangkutan bisa mengikuti ujian pada tahap kedua," pungkasnya.
Tonton video 'Berkerumun Daftar UTBK, Calon Mahasiswa Baru Dinyatakan Reaktif':
(iwd/iwd)