PSBB Surabaya jilid 2 dinilai tidak efektif. Pakar Kesehatan Unair menyebut tidak perlu ada PSBB Surabaya jilid 3.
Pasalnya, kerumunan justru semakin banyak. Terlebih di mal dan jalanan karena mendekati Hari Raya Idul Fitri.
Menurut Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr dr Windhu Purnomo MS, PSBB Surabaya tidak perlu diperpanjang. Tujuan dari PSBB kedua untuk memperketat dan menekan kasus Corona baru dinilai tidak efektif.
"PSBB jilid 3 tidak perlu ada lagi, bila PSBB itu pelaksanaannya sama saja dengan PSBB jilid 1 dan 2. Yaitu tidak ada perubahan aturan sanksi yang lebih tegas," kata Windhu saat dihubungi detikcom, Selasa (19/5/2020).
Sebab meski PSBB tidak diperpanjang, menurutnya protokol Corona tetap bisa dijalankan dengan taat. "Seperti pakai masker, cuci tangan, pakai hand sanitizer, social distancing," imbuhnya.
Melihat PSBB Surabaya jilid dua yang tengah diterapkan, ia merasa pesimis akan menurunnya angka kasus Corona di Kota Pahlawan. Terlebih semakin mendekati Lebaran.
"Toh ndak ada gunanya. Saya pesimis, apa lagi mau Idul Fitri, saya khawatir malam takbir ramai di jalan, sore nyekar rame-rame, malam takbiran, besoknya salat Id di masjid," jelasnya.
Terlebih, saat salat Id masyarakat lekat dengan bersalam-salaman. "Saya ndak yakin mereka ndak salam-salaman. Yang saya khawatirkan orang tua kalau tertular," pungkasnya.