Jumlah kasus positif Corona di Jatim mencapai 522 orang. Gubernur Khofifah Indar Parawansa meminta pemkab/pemkot membuat ruang observasi hingga tingkat desa.
"Yang kita harapkan bahwa setiap desa, setiap kelurahan dipastikan mereka harus memiliki ruang observasi," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/4/2020) malam.
Khofifah meminta itu dikarenakan saat ini 6.343 ruang observasi yang tersedia di Jatim dinilai masih kurang. Ruang observasi itu berbasis di desa, kelurahan, kecamatan.
"Jadi angka tersebut setara 74,5 persen, berarti kita masih membutuhkan keikutsertaan lebih luas lagi yakni 25,5 persen. Setiap desa, kelurahan pastikan untuk memiliki ruang observasi," jelasnya.
Mantan Mensos RI ini menjabarkan, di Jatim ada 2.174 desa/kelurahan yang belum memiliki ruang observasi. Padahal, saat ini diprediksi ada gelombang warga mudik karena menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
"Ruang obervasi itu tidak hanya bagi mereka yang baru pulang dari arah episentrum, dari episentrum itu bisa saja dari Jabodetabek, bisa saja PMI. Tetapi juga sebetulnya ruang observasi ini bisa saja untuk ODP di masing-masing daerah yang dipetakan," terangnya.
Khofifah mengapresiasi beberapa daerah yang sudah menyediakan ruang observasi 100 persen di setiap desa/kelurahan, untuk menampung perantau yang pulang kampung. Seperti di Banyuwangi, Sumenep, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Trenggalek, Bojonegoro, Kabupaten dan Kota Mojokerto.
Simak juga video Khofifah: Makin Banyak Zona Merah di Jatim, Tingkatkan Kewaspadaan:
Khofifah menyatakan, Surabaya sebagai wilayah dengan pasien positif COVID-19 terbanyak baru menyediakan ruang observasi kurang dari 20 persen. Begitu juga daerah lain seperti Kota Blitar, Kab dan Kota Malang, Kota Madiun, Kab dan Kota Probolinggo, Kota Batu dan Kota Kediri.
"Angka di Surabaya ini sebetulnya sangat mengkhawatirkan, dari total ODP-nya di Surabaya ini 1.728, PDP-nya 669 dan yang terkonfirmasi positif 250 orang. Sehingga yang kurang dari 20 persen mudah-mudahan bisa segera disiapkan," sambungnya.
Menyoroti kurangnya ruang observasi di Surabaya, Ketua DPRD Jatim Kusnadi meminta Pemkot setempat dapat memanfaatkan tempat yang ditinggalkan, selama wabah COVID-19 menjadi ruang observasi.
"Kota Surabaya yang begitu banyak kelurahannya segera jadikan tempat observasi. Mungkin balai desa yang biasanya dipakai kegiatan PAUD juga bisa dimanfaatkan untuk observasi. Kan sekarang kegiatan belajarnya diliburkan," kata Kusnadi.
Menurutnya, wabah COVID-19 ini merupakan masalah bersama sehingga diperlukan semangat gotong royong untuk menanganinya. Karena dengan adanya ruang observasi di 154 kelurahan di Surabaya bisa menjadi salah satu upaya maksimal mencegah penyebaran COVID-19.
"Kami mohon atas nama seluruh rakyat Jatim, pemerintah kabupaten/kota di Jatim yang belum menyediakan tempat-tempat itu bahkan juga belum 20 persen. Kota Surabaya misalnya yang begitu banyak kelurahannya. Bahkan di kelurahan-kelurahan itu saya dengar tempat-tempat belajar Paud yang saat ini mungkin sedang ditinggalkan, jadikan lah dia tempat observasi," pungkasnya.