Kendati berulang kali masuk ke ruang isolasi memakai jas hujan, dr Gigih bersyukur masih dalam keadaan sehat. Dia yakin tidak akan terpapar virus corona karena selalu mengandalkan ilmu, akal dan doa.
"Semua orang yang gugur saat menjalankan tugas itu sahid. Kami pasrahkan ke Yang Maha Kuasa, melakukan yang terbaik untuk masyarakat," ujarnya.
Ia menuturkan, kebutuhan baju APD bagi petugas medis cukup tinggi untuk menangani pasien di ruang isolasi. Terlebih lagi saat ada keluhan dari PDP terkait corona yang mengharuskan petugas medis keluar masuk ruang isolasi. Seperti diketahui, baju APD hanya untuk sekali pakai.
"Kalau kondisi normal, rata-rata satu orang butuh satu APD saja karena stay di ruang isolasi lama, minimal 2 jam. Kalau ada keluhan dari pasien, kadang ganti 3-5 APD," ungkapnya.
Selain baju APD, daya tampung ruang isolasi RSUD Prof Dr Soekandar saat ini juga terbatas. Saat ini mereka hanya mampu merawat 4 pasien saja terkait corona. Keempatnya sudah ditempati oleh PDP corona.
"Kalau ada pasien baru kami tidak bisa menerima karena sudah penuh, tapi kan ada rumah sakit lainnya di Jatim," cetus dr Gigih.
Direktur RSUD Prof Dr Soekandar dr Djalu Naskutub mengakui sempat kekurangan baju APD selama merawat PDP terkait corona. Saat ini dia memastikan persediaan baju APD masih aman.
"Alhamdulillah APD kami dapat bantuan dari perusahaan lewat CSR. Kemarin Minggu ada bantuan dari Dinas Kesehatan provinsi dan dari BPBD provinsi," jelasnya.
Sementara terkait keterbatasan ruang isolasi, pihaknya akan segera melakukan penambahan. "Akan kami tingkatkan menjadi 7 dan bisa ditingkatkan lagi menjadi 10. Ini khusus ruang isolasi," tandasnya.
(fat/fat)