Sementara rombongan pembeli dari Nganjuk mengaku penasaran dengan bakso buatan Sugeng yang sempat viral. "Kita dari rombongan Nganjuk ingin ke sini dan penasaran setelah tahu kabar viral bakso daging tikus. Kasihan kita juga ingin perekonomiannya segera pulih," ujar salah satu warga Nganjuk, Nanang Setiawan.
Pantauan detikcom, suasana di depot milik Sugeng yang berada di Jalan Raya Pilangkenceng Caruban atau depan SMPN 2 Pilangkenceng penuh pengunjung. Bahkan pengunjung rela duduk di kursi yang berada di bawah terik matahari.
"Alhamdulillah sudah dapat baksonya, enak sekali kuahnya, seger. Lain kali pasti ke sini lagi," kata salah satu pembeli, Arum.
Sebelumnya, usaha bakso milik Sugeng hampir bangkrut. Depotnya terdampak hoaks di media sosial. Dalam video yang viral, tampak dalam bakso buatannya terdapat daging yang menyerupai kaki tikus.
Sejak hoaks itu beredar di media sosial, omzetnya turun drastis. Jika biasanya dalam sehari mendapatkan Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, kini hanya mendapat Rp 15 ribu.
"Omzet menurun drastis hingga satu hari hanya satu dan dua orang pembeli. Biasanya saya satu hari bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Setelah semua tersebar isu daging tikus ke mana-mana omzet saya turun hanya Rp 15 ribu sehari," imbuh Sugeng.
Ajeng, sang pembuat video berita hoaks kemudian meminta maaf kepada Sugeng dan seluruh warga Kabupaten Madiun. "Saya Ajeng, selaku konsumen yang waktu itu beli bakso dengan teman saya dan menemukan bahan pentol menyerupai daging tikus. Di sini saya mengucapkan minta maaf kepada penjual bakso. Yang kedua saya ucapkan minta maaf kepada warga Madiun khususnya warga Pilangkenceng telah resah dengan yang saya buat. Dan ketiga saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolres Madiun yang telah bekerja cepat dengan berita itu dan akhirnya terbukti bahwa berita itu negatif," ucap Ajeng saat rilis di Polres Madiun, Jumat (31/1).
(sun/bdh)