Jatim Hari Ini: Pembunuh Rosidah Tertangkap hingga soal Mahasiswi Unesa di Wuhan

Jatim Hari Ini: Pembunuh Rosidah Tertangkap hingga soal Mahasiswi Unesa di Wuhan

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 28 Jan 2020 20:43 WIB
Polisi menangkap Ali Heri Sanjaya (27). Ia merupakan pembunuh Rosidah, wanita yang mayatnya ditemukan gosong terbakar.
Pembunuh Rosidah yang tertangkap/Foto: Ardian Fanani
Surabaya -

Ada sejumlah berita dari Jawa Timur yang hari ini mencuri perhatian banyak pembaca. Mulai soal pembunuh Rosidah yang tertangkap hingga mengenai kabar mahasiswi Unesa di Wuhan, China terkait Virus Corona.

Berikut rangkuman beritanya:

Pelaku Bunuh dan Bakar Rosidah Karena Tak Terima Disebut Gendut

Polisi menangkap Ali Heri Sanjaya (27). Ia merupakan pembunuh Rosidah, wanita yang mayatnya ditemukan gosong terbakar.

Pelaku merupakan teman kerja korban di sebuah warung, di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Banyuwangi. Pelaku tega membunuh Rosidah karena dendam. Ia tidak terima sering olok-olok gendut atau kerap mendapatkan body shaming dari korban.


"Jadi pelaku ini teman kerja korban di salah satu rumah makan. Pelaku sering diolok-olok korban di depan banyak orang," kata Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara saat jumpa pers, Selasa (28/1/2020).

"Selama bekerja korban sering menghina pelaku dengan kata-kata gendut, boboho, sumo, dan kesulitan ekonomi," tambahnya.

Pelaku akhirnya merencanakan aksi pembunuhan tersebut. "Pelaku meminta korban mengantar pulang. Tapi ternyata hanya akal-akalan saja untuk mengelabui korban. Dibunuh kemudian dibakar mayatnya," lanjutnya.

Mayat Rosidah ditemukan gosong terbakar di ladang kelapa di Dusun Kedawung, Desa Pondoknongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Jasad korban ditemukan terbakar lebih dari 75 persen hingga sulit dikenali.


Ini Alasan Anak Kiai di Jombang yang Diduga Cabul Tak Penuhi Panggilan Polisi

Anak salah satu kiai di Jombang, MSA, yang diduga mencabuli santriwatinya tak kunjung memenuhi panggilan polisi. Rupanya ketidakhadirannya memiliki alasan khusus.

Salah satu juru bicara keluarga yang juga menjadi Sekjen DPP Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid), Ummul Choironi, mengatakan MSA telah mengetahui ada 'permainan' sejumlah pihak dalam kasus anak kiai cabul ini. Karena itu, MSA enggan menghadiri panggilan polisi. Selain itu, MSA masih berfokus merawat ayahnya yang sakit.


"Kami kemarin biarkan berkembang seperti itu (dugaan pencabulan) karena kami sudah tahu yang sebenarnya. Pada waktu itu pun kami fokus pada waktu itu Bapak Kiai kondisinya sedang jatuh sakit, jatuh sampai patah tulang," kata Ummul kepada wartawan di Surabaya.

"Nah, itu yang merawat MSA. Ini yang membuat kenapa dipanggil dua kali MSA tidak menghadiri panggilan karena kondisinya sedang sulit. Beliau kan waktu itu hampir sebulan penuh merawat bed rest. Beliau tidak operasi karena usianya sudah sepuh, 90 tahun lebih," imbuhnya.

Selain itu, kasus hukum MSA ini dinilai Ummul terlalu terburu-buru. Polisi disebut langsung melakukan penetapan tersangka tanpa meminta keterangan dari terduga pelaku.


Mahasiswi Unesa Asal Lamongan Akan Dijemput dari Wuhan China?

Pemkab Lamongan telah melakukan komunikasi secara intensif dengan Pemprov Jatim. Yakni terkait pemulangan Pramesti Ardita Cahyani dari Wuhan, kota di China yang tengah dilanda Virus Corona.

Pramesti merupakan mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) asal Desa/Kecamatan Brondong Lamongan. Ia di Wuhan karena mendapat beasiswa belajar Bahasa Mandarin di di Central China Normal University (CCNU).


Menurut Kepala Kesbangpol Lamongan, Sudjito, Pemprov Jatim akan segera menjemput Pramesti. "Iya Mas, mau dijemput Ibu Gubernur dan saat ini kita masih terus melakukan koordinasi," kata Sudjito, Selasa (28/1/2020).

Pramesti merupakan satu dari 12 mahasiswi Unesa yang tengah mengambil beasiswa di Wuhan. Ia mendapat beasiswa sampai 3 Februari mendatang.

Saat ini, pihak keluarga memastikan jika Pramesti dalam keadaan sehat. Meski demikian, apakah dia akan menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan ketika pulang nanti?

Halaman 2 dari 3
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.