Khofifah Ajak Pengusaha Bersinergi untuk Bertahan di Era Disruptif

Khofifah Ajak Pengusaha Bersinergi untuk Bertahan di Era Disruptif

Hilda Meilisa - detikNews
Selasa, 17 Des 2019 21:13 WIB
Gubernur Khofifah (Foto: Istimewa)
Surabaya - Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengajak pelaku ekonomi di Jatim untuk bersinergi dan berkolaborasi. Dua hal ini merupakan kunci, jika ingin bertahan dan tidak tergilas di era disruptif.

"Kita hidup bukan di zaman monopoli yang berkompetisi untuk saling mengalahkan. Namun kita berada di zaman Kolaborasi. Zaman di mana kita harus saling mendukung, saling mensuport satu sama lain dan terus berinovasi," pesan Khofifah di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Jawa Timur 2019, di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Selasa (17/12/2019).

Khofifah menambahkan dengan sinergi, kolaborasi, dan inovasi, stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di Jatim akan tetap terjaga. Diantaranya, menciptakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Jawa Timur.

Selain itu, perbankan juga memiliki peran besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan menggerakkan seluruh sektor. Misalnya dalam hal penyaluran kredit baik konsumsi, modal kerja, atau investasi yang akan mendorong daya beli, gairah usaha, dan masuknya arus investasi.


"Hal ini memiliki dampak besar, antara lain penyerapan tenaga kerja, permintaan bahan mentah, kenaikan hasil produksi, peningkatan daya beli, kenaikan pembayaran pajak, dan lain-lain yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.

Selain itu, Khofifah memaparkan saat ini Pemprov Jatim tengah berfokus pada realisasi pembangunan di sejumlah titik di Jatim. Hal ini seiring dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 80 Tahun 2019.

Khofifah menyebut ada 218 proyek strategis dengan total anggaran yang disiapkan mencapai Rp 292,4 Trilliun. Misalnya saja proyek di Gerbangkertosusila meliputi Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan. Kemudian BTS atau Bromo-Tengger-Semeru.

Pembangunan ekonomi ini juga difokuskan di Selingkar Wilis, Lintas Selatan, Selingkar Ijen, kawasan Madura dan Kepulauan. Saat ini, Pemprov Jatim tengah menyusul rencana detil mengenai seluruh proyek tersebut.

"Pemerintah melalui APBN dan APBD hanya mampu membiayai sekitar 14 persen dari total kebutuhan anggaran. Oleh karena itu, saya berharap bahwa kekurangan sebesar 86 persen tersebut bisa disupport dari berbagai lini, mulai dari perbankan maupun investor," ungkapnya.


Pemprov menyebut pihaknya membutuhkan strong partnership dari semua pihak. Hal ini untuk mencapai realisasi dari sisi pemerintah melalui regulasi, sektor swasta, pelaku usaha dan industri, BUMN, BUMD dalam hal pendanaan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Di Sektor Perdagangan, Khofifah mengatakan pihaknya tengah menggenjot produksi guna memenuhi permintaan dan kebutuhan di wilayah Indonesia Timur.

Menurutnya, Jatim telah memainkan peran sebagai pemasok utama berbagai komoditi di wilayah tersebut. Termasuk di antaranya Kalimantan Timur yang nantinya akan menjadi Ibukota baru Indonesia.

"Hampir 80 persen logistik Kaltim berasal dari Jatim. Untuk itu perlu dilakukan penguatan baik dalam hal jejaring hingga peningkatan infrastruktur, misalnya saja Kantor Perwakilan Dagang yang nantinya direncanakan berdekatan dengan titik sentra perdagangan ibukota yang baru nantinya," pungkas Khofifah. (hil/iwd)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.