Demi menyaksikan detik-detik pelepasan buceng agung sebelum dilarung ke tengah danau, warga rela berdesak-desakan. Tidak hanya melihat prosesi larung, sebagian wisatawan dan warga lokal juga ikut berebut buceng purak dan buceng sedekah bumi. Dua tumpeng itu berisi aneka buah-buahan, sayuran serta hasil bumi di depan paseban utama.
Seremonial menggunakan adat-istiadat Jawa yang 'kental' dengan iringan gending atau musik tradisional. Kemudian puja-puji kepada Allah SWT diucapkan sebagai penanda kegembiraan masyarakat dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Baca juga: Tiga Pusaka Ponorogo Dikirab Jelang 1 Suro |
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel ini sebagai bukti perwujudan rasa syukur masyarakat Ponorogo atas rejeki yang telah diterima selama 1 tahun terakhir.
"Ini salah satu tradisi Jawa yang harus dilestarikan. Sebab dikemas menjadi sebuah tradisi yang apik," kata Ipong, Minggu (1/9/2019).
Terakhir, larung sesaji tahun ini sedikit berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, ada pertunjukan parade speedboat keliling Telaga Ngebel dan flypass pesawat tempur dan heli super puma oleh Anggota TNI Lanud Iswahjudi.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini