Pelaksanaan perbaikan rumah yang beralamat di Jalan Basuki Rahmad RT O3 RW O7 Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji ini diperkirakan akan memakan waktu 7-10 hari ke depan. Yang diperbaiki di antaranya dinding di sekeliling rumah, atap, lantai hingga pembuatan joglo di bagian depan.
"Perbaikan rumah itu mungkin ya sekitar seminggu sampai 10 harian. Baru nanti bisa ditempati," kata Arul Muniri, pimpinan pelaksana bantuan renovasi rumah tersebut kepada detikcom, Jumat (26/10/2018).
Praktis, selama perbaikan berlangsung, Santoso dan Sonhadi harus 'mengungsi' sementara. Rencananya, mereka akan menempati bangunan Musala Al Ikhlas yang lokasinya tepat di depan rumah mereka. Di musala inilah Santoso dulunya mengajar mengaji kepada puluhan santri di sekitar rumahnya.
"Saya berhenti mengajar mengaji karena sering sakit pinggang dan tidak kuat duduk," aku Santoso.
Sejumlah perabotan milik Santoso yang tersisa seperti lemari dan kasur telah dipindahkan ke dalam musala berukuran 5x7 meter itu untuk sementara waktu. Bagian teras musala juga digunakan untuk menyimpan lemari dan beberapa kursi milik pria ini.
![]() |
Menurut pengakuan Santoso, sejumlah perabotan itu memang sudah berada di musala sebelum Sonhadi tinggal bersamanya, beberapa bulan belakangan.
"Akhirnya satu kasur ini saya bawa ke musala ini, karena yang tidur di dalam rumah anak saya. Sementara selama
rumah diperbaiki, ya biar tidur di sini semua dulu," ujarnya.
Sonhadi menambahkan, musala itu adalah milik sang ayah dan dibangun sendiri olehnya. Namun semenjak Santoso berhenti mengajar, aktivitas di musala itu juga terhenti.
"Tapi setelah saya berhenti mengajar ngaji karena sering sakit pinggang, aktivitas di musala ini juga menurun. Untuk salat berjamaah saja sudah jarang. Ya hanya saya dan anak saya yang salat di sini," papar Santoso.
Diberitakan sebelumnya, Santoso dan Sonhadi tinggal di sebuah rumah yang tak layak huni karena tidak berdaun pintu dan memiliki dinding yang memadai. Hanya sekat-sekat anyaman bambu atau papan kayu yang sudah rapuh dan berlubang di sana-sini. Begitu juga dengan atapnya yang terpaksa dibiarkan terbuka saja.
Rumah ini juga tidak berlantai. Perabotannya pun hanya tinggal beberapa seperti satu tempat tidur dan lemari saja.
Namun kemudian kabar tentang kondisi tempat tinggal Santoso yang memprihatinkan mendapatkan perhatian dari Wakil Bupati Situbondo, H Yoyok Mulyadi. (lll/lll)