"Masih kita siagakan personel di lapangan (Unikama). Agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan terulang kembali," terang Kapolsekta Sukun Kompol Anang Tri Hananta kepada detikcom, Selasa (16/10/2018) pagi.
Anang menambahkan, keputusan ini juga diambil karena status quo Unikama. Kedua belah pihak yang tengah berseteru di meja peradilan dikhawatirkan datang kembali ke kampus hingga memicu adanya ketegangan.
"Masih status quo dan police line masih kita pasang. Sampai nanti situasi benar-benar kondusif antarkedua belah pihak," tegas Anang.
Sebelumnya, pengurus Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Tinggi (PPLP-PT) PGRI pimpinan Soeja'i dengan Rektor Pieter Sahertian juga telah melaporkan adanya tindak kekerasan ketika terjadinya kericuhan kemarin.
Namun ternyata hal yang sama juga dilakukan pengurus PPLP-PGRI pimpinan Plt Selamet Riyadi, terlebih ada korban luka dari pihaknya ketika bentrokan terjadi.
"Ada laporan masih diselidiki, tetapi di polresta, bukan di polsek. Kami hanya mengawal dan memantau kondisi di lapangan hari ini," beber Anang.
Anang mengungkapkan, personel yang disiagakan di lokasi kampus berjumlah 6 orang. Garis polisi yang dipasang menuju ruang rektorat juga dijaga ketat agar tak memicu kericuhan terulang.
"Garis polisi tidak akan kami lepas, sampai ada petunjuk dari pimpinan dan situasi benar-benar kondusif," tandasnya.
Kericuhan pecah antara mahasiswa dengan dosen dan karyawan Unikama, Senin (15/10) pagi. Enam orang dilaporkan mengalami luka akibat kedua belah pihak saling lempar batu saat kericuhan terjadi. Sebelumya dilaporkan ada lima korban luka akibat bentrokan tersebut. (fat/fat)