Ternyata Misi Rahasia AS Pernah Gagal di Korea Utara

Ternyata Misi Rahasia AS Pernah Gagal di Korea Utara

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 06 Sep 2025 20:03 WIB
North Korean leader Kim Jong Un speaks during a visit to the National Defense University in Pyongyang, North Korea, October 7, 2024, in this photo released by North Koreas official Korean Central News Agency. KCNA via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights
Pemimpin Korut Kim Jong Un (Foto: KCNA via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights)
Jakarta -

Guna memata-matai pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (SEAL) ternyata pernah melancarkan operasi pada tahun 2019 untuk memasang alat penyadap di negeri komunis tersebut. Namun, misi tersebut cepat terbongkar dan berujung pada kematian warga sipil.

Pada Jumat (5/9), media terkemuka New York Times melaporkan bahwa operasi tersebut dilakukan pada masa pemerintahan pertama Presiden Donald Trump, di tengah perundingan nuklir yang sensitif dengan Kim, yang telah bertemu dengan pemimpin AS tersebut sebanyak tiga kali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Times, misi tersebut dianggap sangat berisiko sehingga memerlukan persetujuan langsung presiden. Namun, Trump bersikeras pada hari Jumat (5/9) bahwa ia tidak mengetahui operasi tersebut.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang itu. Saya baru pertama kali mendengarnya," kata presiden kepada para wartawan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (6/9/2025).

ADVERTISEMENT

Para anggota SEAL -- dari unit yang sama yang membunuh pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden pada tahun 2011 -- mendekati Korea Utara dengan kapal-kapal selam mini yang membuat mereka terpapar air dingin selama berjam-jam, lalu berenang ke darat. Demikian menurut surat kabar AS tersebut, yang mewawancarai dua lusin orang untuk menyusun laporan tersebut.

Para personel pasukan khusus tersebut mengira mereka sendirian saat itu, tidak melihat sebuah perahu kecil di area tersebut. Perahu itu kemudian mendekati kapal selam mini, dengan awak yang membawa senter. Satu orang melompat ke air.

Mengira misi tersebut telah disusupi, seorang anggota SEAL senior dan rekan-rekannya melepaskan tembakan ke perahu tersebut. Ketika mereka sampai di perahu itu, mereka menemukan dua atau tiga mayat, tetapi tidak ada senjata atau seragam. Mayat-mayat itu tampaknya warga sipil yang sedang menyelam mencari kerang.

Tim SEAL lalu menggunakan pisau untuk melubangi bagian-bagian perahu agar mayat-mayat itu tenggelam, dan mereka dapat melarikan diri tanpa cedera.

The Times mengatakan operasi tersebut memicu serangkaian tinjauan militer yang menyatakan bahwa pembunuhan itu dibenarkan. Hasil tinjauan tersebut dirahasiakan, dan para pemimpin penting kongres AS tidak diberi tahu.

Meskipun misi yang gagal itu tidak menciptakan krisis internasional yang besar, tapi hal tersebut bisa saja terjadi saat itu. Insiden tersebut menyoroti impunitas dan kerahasiaan yang mendasari operasi pasukan elit Amerika di seluruh dunia.

Lihat juga Video 'Di Depan Presiden Korsel, Trump Bilang Mau Bertemu Kim Jong Un':

Halaman 2 dari 2
(kny/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads