Namun belakangan dipastikan jika itu adalah bom yang diledakkan oleh seorang warga yang mengontrak di kampung tersebut. Bahkan polisi menyebut yang bersangkutan memiliki keterkaitan dengan jaringan terorisme.
Benarkah demikian? Berikut fakta-fakta yang berhasil dihimpun detikcom tentang bom yang mengguncang Pasuruan di siang bolong.
1. Ketahuan warga
Foto: istimewa
|
Warga mengaku sempat mendengar 4 kali suara ledakan dari salah satu rumah.
"Pertama ledakan terjadi jam 11,30 WIB. Setelah itu ada 3 kali ledakan susulan," kata Firman Andrei (35), kepada detikcom, Kamis (5/7/2018).
Menurut Firman, ledakan bom pertama terjadi di dalam rumah. Sedangkan tiga bom lainnya meledak di halaman rumah Saprani yang dikontrakkan.
Belakangan diketahui jika pemilik bom tersebut adalah orang yang mengontrak di rumah milik Saprani. Menurut Firman Andre (35), yang bersangkutan jarang bersosialisasi dengan warga.
"Ledakan kedua sampai keempat terjadi di halaman rumah itu. Mungkin bom itu dibawa keluar setelah bom pertama meledak di dalam rumah," jelas Firman.
Tak hanya itu, Firman menyebut suara ledakan tersebut terdengar hingga radius 500 meter.
2. Pemilik bom warga Aceh
Foto: istimewa
|
Pemilik bom diketahui merupakan warga yang mengontrak di lokasi ledakan. Yang bersangkutan diketahui bernama Anwardi (50), warga asal Aceh.
Dari data kepolisian diketahui, nama asli Anwardi adalah Ahmad Abdul Rabani alias Abu Ali alias Anwardi.
Camat Bangil, Rahmat Syarifudin mengungkapkan, Anwar sudah dua tahun mengontrak di rumah tersebut.
"Rumah itu milik Saprani, tapi dikontrakkan. Yang ngontrak namanya Anwar, warga Aceh," kata Camat Bangil Rahmat Syarifudin.
Anwardi dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga. Bahkan banyak warga yang mengaku tidak mengenal Anwardi meski rumah mereka berdekatan.
Tetangga menyebut pria ini juga diketahui menggeluti bisnis jual pakaian muslim secara online.
"Selama ini jarang bergaul. Tapi kalau lewat ya menyapa. Warga di sini mengenal namanya Anwar, ada yang panggil Abdullah," kata Supriyanto alias Didit, warga sekitar, Kamis (5/7/2018).
3. Anak pemilik bom terkena ledakan
Foto: istimewa
|
"Setelah ledakan pertama terjadi, warga menuju ke rumah itu karena mengira ledakan elpiji. Saat warga sudah berkumpul, Anwar keluar dan hendak kabur, tapi dia masih bawa bom di tas yang dibawanya," ujar Firman, Kamis (5/7/2018).
Anwar juga diketahui sempat akan menyusul anaknya yang dilarikan ke rumah sakit karena terkena ledakan. Namun warga lagi-lagi menghalanginya karena mengetahui Anwarlah yang membawa bom. Bahkan sebagian warga juga langsung melapor ke polisi.
Begitu dihalangi warga, Anwardi masuk ke rumah mengambil tas ransel. "Ia mengancam warga dengan ransel itu. Saat itu dia meledakkan bom lagi, sebanyak 3 kali," terangnya.
"Namun Anwar berhasil kabur meski terluka. Kaburnya pakai motor, tasnya yang berisi bom itu juga masih dibawa" kata Firman.
4. Sempat ditembak warga dan melempar bom ke polisi
Foto: Muhajir Arifin/File
|
"Warga takut kalau dia kabur nanti mencelakai orang, makanya dikepung sambil menunggu polisi datang," kata Firman.
Namun usaha itu tak membuahkan hasil, sebab Anwar tetap bisa melarikan diri. Ditambahkan Kapolda Jatim, Irjen Machfud Arifin, Anwar juga sempat mengejar Kapolsek Bangil sembari membawa ransel di pundaknya, kemudian melarikan diri.
Anwar melemparkan dua bom ke arah polisi yang berada di depan rumah kontrakannya.
"Ada yang menembak pakai senapan angin juga kena (sambil menunjuk dada). Lalu dia sempat mengejar Kapolsek (Bangil) sambil bawa ransel di pundaknya. Kemudian kabur bawa motor dalam kondisi luka," terangnya.
5. Pemilik bom bekas napiter
Foto: Muhajir Arifin/File
|
"Jadi dia bekas napiter terkait dengan bom juga," kata Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin kepada detikcom, Kamis (5/7/2018).
Ia diduga terlibat dalam kasus bom sepeda di Kalimalang Jakarta pada tahun 2010 dan menyebabkan satu anggota kepolisian lalu lintas yang tengah bertugas terluka.
Setelah keluar dari penjara, menurut Kapolda, Anwardi diketahui menikah lagi dengan seorang janda di Bangil, Pasuruan. Kini istrinya telah ditangkap oleh petugas sebelum sempat kabur seperti Anwardi.
"Iya, yang jelas dia bekas napiter, sudah keluar kurang-lebih 3 tahun dan menikahi janda asal Bangil. Dari pernikahannya, dia punya 1 anak yang jadi korban," ungkap jenderal bintang dua ini.
Selain mengamankan istri, polisi juga menemukan tiga KTP dengan alamat yang berbeda namun kesemuanya memiliki satu nama yaitu Anwardi.
"Namanya ada tiga. Yang pertama Abdullah, keluaran Aceh. Kemudian yang kedua Anwardi, KTP Banten. Yang ketiga Ahmad Muslim, keluaran Malang. Identitas dan tanggal lahirnya semuanya berbeda. Tapi sehari-hari istrinya manggil namanya Abdullah," terang Machfud.
Namun Machfud memastikan seluruh KTP yang dimiliki Anwar adalah palsu.
6. Sedang dalam pengejaran
Foto: istimewa
|
"Saat ini kami masih melakukan pengejaran terhadap terduga pemilik bahan peledak yang diduga bom," ujar Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera di Surabaya, Kamis (5/7/2018) malam.
Barung mengatakan telah menyebarkan ciri-ciri fisik terduga pelaku. Seperti bentuk perawakannya, bentuk wajah, hidung dan rambut.
"Kami juga sudah menyebarkan ciri-ciri, perawakan sedang, wajah terlalu lonjong, hidung mancung dan rambut agak pendek," imbuhnya.
Selain itu, ada luka di bagian tertentu di tubuh pelaku akibat serpihan dari bom yang meledak di kontrakannya. Apalagi terduga pemilik bom diketahui menggunakan tas ransel dan sepeda motor bebek Astrea. Saat kabur, dia diketahui sedang memakai kaos dan ada celana cingkrang.
"Kami harapkan masyarakat. Kalaupun dalam pengejaran terjadi yang namanya hal-hal kurang berhasil kami harapkan informasi dari masyarakat. Jika melihat orang yang terluka di bagian tertentu yang diakibatkan serpihan itu kami mohon informasi," harap Barung.