Lomba ini diikuti 64 kelompok tani (Poktan) yang berjumlah 120 peserta dari 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo. Mereka para ibu-ibu sangat antusias dan tangkas mengendarai hand traktor hingga ke finish.
Sorak-sorai peserta baik wanita dan pria terdengar di area sawah. Bila sehari-harinya, sawah-sawah itu dibajak, kali ini dua petak sawah itu diubah seperti sirkuit balapan. Tiap permainan diikuti 5 hand traktor yang dikemudikan 5 joki.
Dalam lomba balap traktor itu, peserta adu cepat di lumpur dan berlari sejauh 200 meter dan kembali lagi di garis finish yang juga menjadi garis start lomba.
"Lomba hand traktor ini agenda tahunan di Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini merupakan tradisi atau sebuah budaya. Ini diadakan setiap menyambut musim tanam tiba. Sampai-sampai para ibu-ibu juga turut memeriahkannya," ujar Hasan Aminuddin, salah satu tokoh masyarakat di kabupaten setempat, Selasa (18/4/2017).
Suami dari Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari ini mengatakan, kegiatan ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang. Selain mesin traktor, petani menggunakan hewan sapi peliharaan untuk membajak sawah.
"Bagi warga Kabupaten Probolinggo, mesin hand traktor ini disebut 'sapi Jepang', yang membantu petani menyelesaikan pekerjaan setiap harinya," tambah Hasan.
Sementara salah satu peserta, Tumina (50) mengaku dirinya mengikuti balap hand traktor ini karena merasa bangga karena aksinya diapresiasi petani pria. Sebagai seorang petani perempuan, dirinya harus turut berkiprah dan membantu pekerjaan pria.
"Saya dan teman-teman lainnya sebagai petani perempuan, harus ikut berpartisipasi. Saya bersama petani perempuan lainnya yang ikut lomba ini, belum pernah mengendarai mesin traktor, tapi untuk kali ini kami harus bisa," tandas Tumina usai perlombaan.
Para petani barharap lomba balap hand traktor ini tidak akan pudar. Sebab, selain menyenangkan, kegiatan ini menjadikan petani lebih rajin dan produktif dalam mengelola sawahnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini