Beredar Video Penampakan Macan Tutul di Nusakambangan, BKSDA Cek

Beredar Video Penampakan Macan Tutul di Nusakambangan, BKSDA Cek

Arbi Anugrah - detikNews
Rabu, 03 Nov 2021 17:51 WIB
Penampakan macan tutul yang disebut muncul di Nusakambangan, Rabu (3/11/2021).
Penampakan macan tutul di Nusakambangan. (Foto: Tangkapan layar video yang beredar di WA Group)
Cilacap -

Video yang memperlihatkan penampakan macan tutul di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, beredar di WhatsApp (WA) beberapa hari belakangan. Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Cilacap Dedi Rusyanto melacak kebenaran video tersebut.

"Itu video sudah seminggu lalu, saya (dapat dari) dishare oleh teman. Saya masih melacak juga untuk mencari tahu dan memastikan video itu diambil dari tepian Nusakambangan (atau bukan). Kalau jenisnya betul macan tutul Panthera pardus," kata Dedi saat dihubungi detikcom, Rabu (3/11/2021).

Video itu merekam momen macan tutul berwarna oranye dengan totol hitam berjalan di samping kendaraan si perekam. Suara pria yang terekam dalam video itu berujar, "Mlaku (jalan) bareng macam tutul. Kerja ditemani macam tutul, jagalah macan tutul."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi menambahkan berdasarkan informasi yang dia dapatkan, video tersebut diambil di sekitar Lapas Kembang Kuning ke arah timur. Masih berdasarkan informasi yang dia dapat, diperkirakan lokasi video itu direkam berada di sekitar tempat penambangan semen di Pulau Nusakambangan.

Dia menjelaskan jika kehidupan macan di Pulau Nusakambangan dari ujung barat hingga ujung timur relatif stabil.

ADVERTISEMENT

"Tidak-tidak (tidak mengganggu manusia), karena memang sudah jadi instingnya satwa, dia bisa membedakan, mana pakannya, mana musuhnya, mana yang patut dihindari dan mana yang patut didekati," ujarnya.

Namun Dedi tak bisa mengungkap data detail soal populasi macan di Pulau Nusakambangan saat ini. Sebab menurutnya selama ini ada keterbatasan peralatan pemantauan misalnya kamera trap. Dedi mengatakan satu kamera trap idealnya digunakan untuk wilayah seluas 5 hektare.

"Tapi kami ada gambaran, karena kami memonitor secara rutin di ujung barat dan ujung timur serta data yang pernah di lakukan juga dengan monitoring dengan pemasangan kamera trap. Ada 18 ekor," ucapnya.

Selain itu, Dedi juga mengungkap pergerakan macan dapat berpindah-pindah meskipun mereka memiliki ring-ringnya tersendiri.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

"Sehingga kita gunakan sistem acak, (pemasangan kamera trap) kesimpulan pendekatan metode ini digunakan karena keterbatasan alat," ucapnya.

Bahkan baru seminggu ini pihaknya memperbarui data dengan mengambil kamera trap yang dipasang di dua titik pada Cagar Alam Nusakambangan Timur. Dalam kamera trap tersebut tertangkap penampakan macan kumbang yang tengah melintas dan beristirahat.

"Populasi macan tutul mamalia selain cagar alam, habitatnya barat timur hutan yang ada dalam pemangkuan kawasan Kemenkumham. Selain kawasan konservasi juga kawasan lintasan pergerakan macan tutul itu sendiri atau macan kumbang yang ada di Pulau Nusakambangan," ucapnya.

Indikator keseimbangan alam tersebut, kata Dedi, di antaranya yakni tidak adanya konflik antara hewan yang ada di Nusakambangan dengan masyarakat hingga saat ini. Selain itu, pakan untuk macan yang ada di Pulau Nusakambangan disebutnya masih melimpah sehingga rantai makanan masih berjalan.

"Sebaiknya habitatnya tetap dipertahankan, apabila ada sesuatu yang tidak stabil harus dipulihkan, salah satunya pemulihan ekosistem," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads